Nakita.id - Kasus pembunuhan di Kabupaten Garut yang melibatkan anak di bawah umur terdengar begitu miris.
Pasalnya pelaku dan korban pembunuhan merupakan anak yang masih duduk di bangku kelas VI SD.
Kasus bermula dari pelaku MH (12) menuduh korban FDL (12) menyembunyikan buku pelajarannya yang hilang Jum'at kemarin (20/7).
BACA JUGA: Miris, Kronologi Siswa SD Meninggal Dunia di Tangan Teman Sebangku!
Sempat berkelahi lalu dilerai teman-temannya, MH kembali menyerang FDL dengan menikam bagian belakang kepalanya memaki gunting.
Mirisnya lagi, mereka adalah teman baik sebangku yang juga masih memiliki hubungan keluarga.
Feri dan Tuti Atmawati, orangtua korban mendapat laporan anaknya ditikam oleh MH pada Sabtu (21/7) pukul 12.00 siang.
FDL yang sempat mendapat pertolongan pertama dan kembali ke rumahnya tak bisa tertolong.
Bocah kelas 6 SD itu meninggal dunia pada Minggu (22/7) setelah kejang dan keluar busa bercampur darah.
Keluarga korban penusukan, menginginkan masalah tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
BACA JUGA: Wah, Nikita Mirzani Ungkap Kebiasaan Mistis Keluarga Dipo Latief!
Ayah korban, Feri (38), mengatakan atas kejadian tersebut, dirinya merasa terpukul karena ditinggal selama-selamanya oleh anak sulungnya.
"Orangtua mana yang tidak sedih ketika mendapat kabar, anaknya meninggal, tapi saya sudah ikhlas," kata Feri di kediamannya di Kampung Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang.
Kendati terpukul atas kejadian tersebut, pihaknya telah membuat surat perjanjian dengan keluarga MH untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.
Ia tak mau menuntut apa pun dan menganggap kejadian yang menimpa anaknya sebagai musibah.
Bahkan keluarga pelaku MH juga ikut mendampingi korban FDL selama menjalani perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA: Ashanty Olahraga Pakai Baju Ketat, Lekuk Tubuhnya Jadi Sorotan!
"Keluarga saya dengan keluarga MH juga masih ada ikatan keluarga. Jadi saya ingin menyelesaikan secara kekeluargaan," ucapnya.
Menurutnya, terduga pembunuhan pun masih berusia di bawah umur dan tidak sepantasnya mendapatkan hukuman seperti orang dewasa.
Feri menuding kejadian yang menimpa anaknya karena kelalaian pihak sekolah.
Pasalnya pihak sekolah membiarkan murid membawa benda tajam saat jam pelajaran.
Ia menuntut agar sekolah melarang murid membawa benda tajam ke sekolah.
"Akibatnya, anak saya yang menjadi korban dan seakan-akan sekolah tutup telinga. Jangan sampai ada korban lagi. Sekolah harus jadi tempat aman," ujarnya.
BACA JUGA: Mantap Cerai, Nikita Mirzani Beberkan Soal Hasil Test Pack Positif!
Wawan Sopian, kepala sekolah tempat MH dan FDL belajar mengatakan peristiwa itu terjadi di luar jam pelajaran.
Menurut Wawan, selama di sekolah FDL dan MH merupakan kawan baik. Ia pun tak pernah melihat keduanya terlibat perselisihan.
"Normal-normal saja, tidak suka marah-marah baik MH atau FDL. Waktu kemarin (Sabtu) itu, anak-anak disuruh bawa gunting untuk bikin prakarya," ucap Wawan.
Pihak sekolah menambahkan akan melarang para murid membawa benda tajam ke sekolah.
Sementara waktu, pihaknya memberikan sanksi kepada MH untuk tak belajar di sekolah selama proses penyelidikan.(*)
BACA JUGA: Seorang Nenek Meninggal Setelah Berhubungan Intim, Ini Penyebabnya
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul kisah-murid-sd-tewas-di-tangan-teman-sebangku-dari-buku-hingga-tak-mau-menuntut?page=all
Source | : | Tribunjateng.com |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR