Nakita.id - Wilujeng Esti Utami (53), harus menjalani perawatan di rumah sakit terkait dengan hal cukup bahaya yang ia alami.
Lurah Penabatan, Kecamatan Giri, Banyuwangi itu ditemukan oleh warga di Sungai Sere Dusun Sendangrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangrejo dalam keadaan mengenaskan.
Korban yang hempir tenggelam itu memang masih hidup, namun dengan kondisi kaki terikat dengan kepala ditutup plastik hitam ditemukan Selasa malam (31/7).
Saat ditemukan warga, Wilujeng masih mengenakan pakaian adat kebaya hitam dan kain batik khas Banyuwangi yang merupakan seragam PNS daerah untuk hari selasa.
BACA JUGA:Tidur dengan Kipas Angin Menyala Disebut Bahaya, Ternyata Ini Faktanya
Ia memiliki banyak lebam di bagian tubuh, ditemukan warga karena suara teriakannya di jam 10 malam di area sungai.
"Korban ditemukan dalam keadaan hidup dengan luka di kepala, dan lebam di leher serta dadanya. Lalu oleh warga, korban diselamatkan dan dibawa ke puskesmas," AKP Watiyo, Kapolsek Bangorejo Kabupaten Banyuwangi seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Menurut keterangan korban, kejadian bermula saat ia diajak oleh pelaku bernama Agus Siswanto untuk menemui seorang tokoh agama, Gus Makki yang merupakan Ketua PCNU Banyuwangi.
Mereka berencana akan menemui Gus Makki dengan membawa uang tunai Rp60 juta karena sedang dibutuhkan.
Agus dan Ibu Lurah kemudian menuju Pondok Pesantren Blokagung untuk menyerahkan uang tersebut di mana Ibu Lurah dijemput oleh Agus.
Bukanya langsung ke tenmpat tujuan, Agus malah membawa Wilujeng keliling hingga ke Kalibiru.
"Dalam perjalanan, tersangka meminta Ibu Lurah melempar uang ke kursi belakang dan Ibu Lurah menolak. Saat itu tersangka mulai memukul korban di bagian kepala menggunakan palu yang sudah disiapkan pelaku di dalam mobil," ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawan melalui kompas.com.
Tak hanya itu, tersangka juga sempat menakut-nakuti Wilujeg dengan pistol mainan yang gagangnya dipukulkan pada wajah dan tubuh korban.
BACA JUGA:Menikah Tanpa Restu, Pasangan Ini Diperlakukan 'Tak Pantas' oleh Keluarga Istri
Setelah dipukuli, korban pura-pura mati sehingga tangan dan kakinya diikat oleh pelaku, serta kepalanya ditutup dengan plastik hitam.
Menyangka korban telah meninggal, ia kemudian menceburkan Wilujeng ke sungai dan ditinggal begitu saja.
Agus membawa tas ransel milik Wilujeng yang beirisi uang Rp60 juta, kuitansi, surat pernyataan Agus yang telah meminjam uang Rp40 juta, dan sebuah ponsel.
"Bu Lurah yang masih hidup kemudian meminta tolong dan oleh warga diselamatkan dibawa ke puskesmas. Setelah dirawat, malam itu juga Ibu Lurah pulang dijemput oleh keluarganya," tambah Donny.
Polres Banyuwangi kemudian menangkap Agus Siswanti di rumahnya pada Rabu (1/8) pagi.
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, seperti uang yang masih utuh dan pistol mainan.
"Saat ditangkap, pelaku sempat menyangkal, namun setelah dibeberkan barang bukti akhirnya dia mengakui. Tersangka ini salah satu oknum LSM," ujar Donny.
Sementara itu mengenai Gus Makki, Agus ternyata meminta salah seorang temannya yang berinisial S untuk berpura-pura menjadi Gus Makki saat di telepon.
Hal tersebut semakin janggal ketika Gus Makki dihubungi oleh tim Kompas, ternyata ia sama sekali tak mengenal korban maupun pelaku.
"Saya tidak kenal dengan nama orang-orang tersebut karena memang tidak pernah bertemu. Ini fitnah dan murni pencatutan nama," jelas Gus Makki.
BACA JUGA:Jadi Bridesmaid, Adik Mempelai Pria Pingsan Saat Pengantin Berciuman
Ia juga menjelaskan jika pondok pesantrennya bukan di Blokagung tapi di Pondok Pesantren Bahrul Hidayah Desa Parijatah Kulon Kecamatan Srono.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | kompas,tribun |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR