Nakita.id - Radang tenggorokan merupakan istilah umum dari keadaan peradangan atau infeksi di sekitar tenggorokan. Lokasi sekitar tenggorokan meliputi rongga mulut bagian belakang, tonsil (amandel), bagian belakang tonsil atau laring, dan sekitarnya.
Menurut Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K),MTropPaed dari RSCM-FKUI, Jakarta, penyebab tersering radang/infeksi tenggorokan adalah virus, dan dalam frekuensi yang lebih sedikit bisa juga bakteri atau jamur.
Infeksi tenggorokan ditularkan melalui percikan renik (droplet) saat penderita berbicara, bersin, batuk atau mencium anak. Percikan renik tersebut mengandung kuman yang dapat menyebabkan penyakit yang sama pada bayi/anak.
Umumnya demam dan rasa tak enak badan, kadang disertai mual dan muntah sehingga membuat anak menjadi rewel.
Asupan minum dan makannya pun berkurang. Anak yang sudah dapat mengomunikasikan perasaannya dengan baik biasanya mengeluh nyeri saat menelan, mulut berbau, batuk, pilek, dan hidung tersumbat/berair.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan sebenarnya merupakan kiat menjaga kesehatan secara umum.
Yang utama adalah menjaga asupan nutrisi yang optimal (sehingga daya tahan tubuh menjadi lebih kuat), memelihara higiene dan sanitasi yang baik, menghindar dari sumber penularan (jauhkan anak dari penderita atau si penderita mengenakan masker bila berdekatan dengan anak), serta memberikan imunisasi yang lengkap.
Penanganan:
Radang/infeksi tenggorokan biasanya akan sembuh sendiri, terlebih jika asupan nutrisi dan cairan tercukupi.
Masalahnya, di saat sakit, anak malas makan dan minum sehingga muncul risiko kekurangan cairan (dehidrasi).
Ditambah lagi, tubuh yang sedang demam membutuhkan lebih banyak cairan. Kondisi dehidrasi akan membuat lendir yang terdapat di saluran napas bertambah pekat/kental dan mengakibatkan batuk yang dialami anak menjadi lebih hebat.
Karena itu, tambahan asupan cairan amat dianjurkan di saat anak mengalami radang tenggorokan. Asupan nutrisi yang optimal juga dapat mempersingkat masa sakit anak.
Minuman yang terlalu dingin dapat memperberat gejala pada beberapa kasus. Gorengan asalkan tidak terlalu berminyak boleh-boleh saja dikonsumsi.
Karena disebabkan virus dan dapat sembuh dengan sendirinya, terapi bagi radang tenggorokan umumnya dilakukan secara suportif (mengurangi gejala-gejala yang ada), seperti penurun panas, pelega saluran napas, pengencer dahak, serta asupan cairan dan nutrisi yang optimal.
Pemberian antibiotik akan dievaluasi lebih lanjut karena umumnya infeksi tenggorokan disebabkan virus.
Dampak:
Radang tenggorokan pada umumnya tidak memberikan dampak fatal, kecuali bila disebabkan kuman yang sangat patogen, seperti difteri.
Kuman patogen ini menyebabkan timbulnya selaput (berwarna keputihan pucat) yang menyumbat saluran napas atas dan mengakibatkan kesulitan bernapas pada penderitanya sehingga dapat berdampak fatal.
Jika yang berkembang adalah kuman pertusis, maka akan timbul gejala batuk rejan (batuk 100 hari). Gejalanya khas, yakni batuk tidak berhenti yang diakhiri dengan upaya menarik napas dalam (whooping).
Jika terjadi terus-menerus, paru-paru penderita bisa kekurangan asupan oksigen. Dengan imunisasi DTP, kedua penyakit tersebut sudah sangat jarang dijumpai di Indonesia.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR