Nakita.id – Kehidupan para artis tanah air selalu menjadi perbincangan yang menarik.
Mulai dari urusan karir, persahabatan, kekayaan, hingga kisah cinta para artis seolah jadi konsumsi publik.
Baru-baru ini, publik memperbincangkan mengenai keputusan sidang yang berisi perseteruan antara Kriss Hatta dan Hilda Vitria, kekasih Billy Syahputra.
Perseteruan antara Kriss dan Hilda mulai menjadi perbincangan sejak Hilda melaporkan Kriss atas kasus dugaan pencemaran nama baik dan pemalsuan dokumen ke Polda Metro Jaya.
Hilda tidak mengakui telah melakukan pernikahan dengan Kriss.
Kekasih Bily Syahputra ini menganggap bahwa Kriss Hatta telah membuat keterangan palsu mengenai pernikahannya.
Kriss Hatta yang dulunya merupakan kekasih Hilda Vitria membeberkan beberapa bukti mengenai buku nikah, video pernikahan, dan beberapa saksi yang menyatakan bahwa telah melihat jalannya pernikahan secara langsung.
Bukti-bukti tersebut masih membuat Hilda kekeuh menyatakan bahwa tidak pernah ada pernikahan.
Billy Syahputra juga turut ikut campur dan membela kekasihnya.
Sebab, nama Billy Syahputra kerap dikait-kaitkan sebagai pebinor atau perebut bini orang.
Baca Juga : Awalnya Kriss Hatta Dicap 'Halu', Sidang Putuskan Pernikahannya dengan Hilda Vitra Sah di Mata Hukum!
Jalur hukum pun dipilih untuk membuktikan siapa yang benar dalam kasus ini.
Selama persidangan bergulir, baik dari pihak Billy Syahputra dan Kriss Hatta kerap melakukan sindiran-sindiran halus.
Akhirnya, setelah melalui persidangan yang alot, hakim telah memutuskan siapa yang memenangkan persidangan.
Pada Kamis (6/9/2018), Kriss Hatta dinyatakan menang dalam persidangan.
Ini berarti hukum menerima bahwa pernikahan antara Kriss Hatta dan Hilda Vitria sah di mata hukum.
Hingga saat ini, Kriss Hatta dan Hilda dianggap masih menjadi pasangan suami istri yang sah di mata hukum.
Moms, fenomena mengenai tak mengakui pasangan ini marak terjadi.
Baca Juga : Kriss Hatta Bangga Jadi Duda Keren, Langsung Tawarkan Diri untuk Perempuan Lain!
Beberapa orang beranggapan bahwa salah satu hal yang sangat memilukan hati adalah menjadi kekasih yang tak dianggap.
Menurut para ahli, terdapat 7 tanda apabila pasangan tidak mau mengakui hubungannya di depan publik.
Apa saja tandanya? Berikut ulasannya dikutip dari bustle.com:
1. Tidak mengenalkan kepada teman
Tanda pertama bahwa pasangan tak ingin mengakui hubungannya adalah ketika pasangan tidak mengenalkan kekasihnya di hadapan teman-temannya.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Dawn Michael, MA PhD ACS CSC.
“Satu tanda tidak ingin mengenalkan kekasihnya kepada teman-teman. Ia akan membuat alasan agar pasangannya merasa tidak curiga dengan upayanya menjauhkan diri kekasih dari teman-teman dekatnya,” tutur Dr. Dawn.
Untuk sekali dua kali kejadian menghindar ketika diajak bertemu teman-teman, mungkin bisa diterima.
Namun, apabila pasangan terlihat selalu menolak, menghindar, dan selalu memberikan alasan tak masuk akal agar Moms tidak menemui teman-temannya, maka hal tersebut bisa menjadi indikasi bahwa ia tidak ingin teman-temannya tahu mengenai hubungan spesial tersebut.
Wajarnya, pasangan yang ideal akan dengan suka cita mengenalkan kekasihnya dihadapan teman-temannya.
Baca Juga : Remaja Lakukan Atraksi Sembur Api, Sedetik Kemudian Wajahnya Terbakar Hebat!
Pasangan seharusnya bahagia apabila kekasihnya bisa kenal dan berbaur dengan teman-temannya.
Sebab, bisa menghabiskan waktu bersama sahabat sekaligus pacar merupakan hal yang sangat dinantikan bagi sebagian besar orang.
Selain itu, mengenalkan kekasih ke teman-teman bisa memberikan manfaat.
Teman kita akan menilai dan memberikan pandangannya mengenai sifat pasangan, apakah cocok atau tidak.
Pendapat dari beberapa sahabat dekat cukup membuat pikiran kita terbuka mengenai hubungan yang selama ini dijalani, apakah sehat atau tidak.
2. Hanya suka berkencan di rumah
Setiap pasangan kekasih tentunya menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu berdua.
Setelah terpisahkan oleh rutinitas yang padat seperti pekerjaan, tugas, dan lain sebagainya, bisa berbagi cerita dan bersantai dengan pasangan adalah obat dari semua lelah.
Lalu, bagaimana jika pasangan selalu mengajak berkencan di rumah dan tak pernah pergi ke tempat lain?
Menurut Dr. Michael, ini merupakan salah satu tanda pasangan tak ingin publik tahu bahwa ia menjalin hubungan.
Mungkin beberapa orang memiliki kesukaan menghabiskan waktu di rumah, namun hal ini tak lantas mewajarkan sikap kekasih yang selalu ingin menghabiskan waktu di rumah dan tak ingin pergi ke tempat umum.
Orang pada umumnya akan memiliki keinginan untuk mengajak kekasih yang dibanggakan pergi ke tempat umum, baik itu di taman, tempat makan, mall, tempat rekreasi, atau lain sebagainya.
Naluri paling alami dari seseorang yang mencintai adalah membahagiakan pasangan dan memberikan suasana baru dalam hubungan.
Berbeda apabila ternyata seseorang tak ingin pasangannya diketahui publik.
Ia akan melakukan segala cara demi menyembunyikan hubungannya dari mata umum.
3. Pasangan suka merendahkan
Seseorang yang benar-benar mencintai sepenuh hati tentu tidak akan merendahkan harga diri pasangannya.
Ia akan sepenuh hati membuat pasangannya agar merasa nyaman dan hidup bahagia.
Salah satu hal yang sangat tak bisa ditoleransi adalah ketika seseorang merendahkan harga diri pasangannya.
Beberapa cara seseorang untuk merendahkan diri pasangannya yaitu dengan menganggap semua yang dilakukan pasangan adalah salah, memaki, tidak mempercayai, dan masih banyak hal negatif lain.
Hubungan yang dipenuhi keadaan negatif tentunya tidak baik untuk keberlangsungan hidup selanjutnya.
Menurut pakar psikologi yang bernama Cindi Sansone Braff dalam bukunya yang berjudul Why Good People Can’t Leave Bad Relationships, menuturkan bahwa sifat negatif seseorang bisa menular ke pasangannya.
“Negatif adalah sifat yang menular dengan sangat cepat. Memiliki pasangan dengan perilaku negatif, maka anda akan menangkap pola pikir negatif ini,” tutur Cindi.
Baca Juga : Kisah Tiga Perempuan Kota Cantik Menikah dengan Pria Suku Pedalaman, Karena Cinta?
Cindi juga menuturkan bahwa pasangan kekasih itu layaknya cermin.
Maka, apabila pasangan kita bersikap negatif, banyak orang akan berpendapat bahwa kita juga memiliki sifat negatif yang sama jeleknya dengan pasangan.
Pada bukunya, Cindi selalu mengingatkan bahwa seseorang yang baik seharusnya meninggalkan pasangan yang hanya bisa memberikan dampak negatif dalam kehidupan.
“Jangan biarkan orang lain menyeret anda. Anda layak bersama orang yang bangga bersamamu,” nasihat Cindi.
4. Tidak merencanakan masa depan
Kehidupan yang dijalani sekarang layaknya benang-benang yang akan dirajut untuk kehidupan di masa depan.
Mulai memperhitungkan perilaku sekarang demi tercapainya masa depan merupakan suatu hal yang dilakukan orang pada umumnya.
Seperti misalnya dalam hubungan, tentu ada beberapa titik dimana setiap pasangan mendiskusikan mengenai masa depan yang ingin dicapai.
Untuk pasangan yang belum menikah, memiliki rencana untuk meresmikan hubungan ke jenjang pernikahan merupakan bukti cinta.
Namun, setelah menjejakkan kaki ke ikatan pernikahan, mendiskusikan masa depan bersama pasangan juga merupakan sebuah keharusan.
Mulai dari mendiskusikan karir, keuangan, rencana pendidikan anak-anak, asuransi kesehatan, hingga lain sebagainya merupakan hal yang harus didiskusikan.
Pasangan yang seolah bekerja sendiri dan tidak mendengarkan pendapat dari pasangan merupakan bahwa ia tidak menghargai pasangannya.
Menurut Danielle Sepulveres, seseorang yang tidak mau pasangannya ikut andil dalam merencanakan masa depannya merupakan bukti bahwa ia benar-benar tidak melihat pasangan sebagai bagian dari dirinya.
“Seseorang yang tidak membawa anda untuk mempertimbangkan rencana masa depan, itu merupakan hal yang buruk dalam hubungan,” ujar Danielle Sepulveres, pendidik seks dan penulis Losing: The Story Semi-scandal from Ex-Virgin.
Tidak diajak pasangan dalam merencanakan masa depan merupakan sesuatu yang memilukan.
Sebagian besar orang mencoba mengabaikan perasaan curiga tersebut dan selalu menerima perlakuan pasangan.
Sebaiknya, kita harus jujur dengan diri sendiri mengenai hal itu.
5. Membuat pasangannya tidak nyaman
Kenyamanan merupakan salah satu pilar yang menjadi pondasi kuatnya suatu hubungan.
Seseorang yang merasa nyaman dengan pasangannya akan memiliki hubungan harmonis dan jauh dari konflik.
Selain itu, kenyamanan juga bisa membuat hidup seseorang menjadi lebih bahagia dan berarti.
Bagian dari kenyamanan dalam hubungan adalah keamanan dan keyakinan yang pasangan berikan untuk kita.
Salah satu tanda pasangan yang malu mengakui pasangannya di hadapan publik adalah dengan cara membuatnya tidak nyaman, menurut psikoterapis Michele Paiva.
Seseorang yang tak ingin mengakui pacarnya cenderung bertindak kelewat cuek, sehingga pasangannya tidak bisa merasakan santai dan terus memberikan beban di pikirannya.
“Ketika anda membungkuk terlalu banyak untuk membuat orang lain bahagia, anda seringkali memberikan pendapat anda sendiri,” ucap Michele.
“Ketika hal ini terus terjadi, anda akan mulai kesal dan merasa tidak didengar,” tambahnya.
6. Mengontrol penampilan pasangan
Cinta yang murni tidak memandang dari penampilannya saja.
Mungkin hal ini terdengar klasik, namun kenyataannya memang benar adanya.
Seseorang yang benar-benar mencintai adalah yang bisa menerima keadaan pasangannya apa adanya.
Lalu, bagaimana dengan seseorang yang berusaha ingin mengubah penampilan pasangannya?
Mungkin sedikit kasar diucapkan, namun itu berarti bahwa seseorang merasa malu apabila pasangannya berpenampilan sesuai dengan gayanya.
Menurut Michael, seseorang yang berusaha mengubah penampilan pasangannya bisa menjadi tanda bahwa ia malu mengakui pasangannya di depan publik.
Baca Juga : Cokelat Panas Jadi Rahasia Tina Toon Untuk Turunkan 7 Kg Dalam 10 Hari
“Ingin mengubah penampilan pasangannya, bagaimana penampilan mereka, pakaian, rambut, dan lain-lain. Ini mengerikan, tetapi itu terjadi,” tutur Michael.
Michael mengingatkan, meski seseorang telah menjadi pasangan kita, tidak sepatutnya ia berusaha mengubah gaya asli kita.
“Jika mereka memberikan komentar mengenai apa yang anda kenakan, apa yang anda pertimbangkan, mengganggu anda ketika berusaha membuat gaya sendiri, ingat itu bukan urusan mereka (pasangan),” kata Michael.
7. Merendahkan pasangan di depan orang lain
Jika pasangan kita memperkenalkan dengan orang lain, perhatikan bagaimana cara melakukannya.
Pasangan yang baik sepatutnya akan berusaha menjaga wibawa dan pamor kekasih hatinya di hadapan orang banyak.
Berbeda apabila pasangan bertindak merendahkan ketika sedang di hadapan orang banyak.
“Memperkenalkan pasangan anda dengan cara yang membuat mereka terdengar lebih rendah merupakan salah satu tanda ia malu mengakui pasangannya di hadapan publik,” ucap Danielle Sepulveres, pendidik seks dan penulis buku Losing it: The Semi-Scandalous Story of Ex-Virgin.
“Bahkan, jika itu tidak disengaja, itu bisa menjadi pernyataan bahwa pasangannya merupakan seseorang yang sangat payah dan tidak mampu,” tambah Danielle.
Ini cukup buruk secara pribadi, terlebih apabila dilakukan di hadapan banyak orang.
Itulah dia Moms sederet tanda bahwa pasangan tidak ingin mengakui hubungannya di depan publik.
Moms, peru diingat bahwa setiap hubungan tentunya memiliki konflik.
Apabila ternyata Moms memilih mempertahankan hubungan, berikut 5 caranya:
1. Konflik itu normal
Konflik adalah bagian dari pengembangan sebuah hubungan, jelas Edmund Wong, general manager dari Touch Community Services dan seorang pembicara Marriage Central.
Tapi jika Moms tidak segera mengidentifikasi masalah sebenarnya yang sedang dihadapi dengan pasangan, Moms akan berakhir dengan rasa ragu dan penasaran.
"Ketika seseorang menang dalam pertengkaran, itu tidak berarti dia telah menyelesaikan sebuah konflik," ungkap Edmund.
2. Hati-hati dengan pemicu pertengkaran
Pasangan yang sudah menikah cenderung berdebat tentang anak-anak, mertua dan masalah keuangan.
"Ketika bayi lahir, dinamika keluarga berubah, pasangan perlu menyesuaikan diri dengan kehidupan dengan anggota keluarga tambahan yang membutuhkan banyak perhatian," kata Edmund.
Bisa jadi, ada harapan yang berbeda dari orangtua saat merawat bayi.
Perselisihan dengan mertua pun kerap terjadi karena cara mendisiplinkan anak-anak yang berbeda pandangan.
Sementara, Moms dan Dads yang telah bekerja seharian di kantor dapat membawa stres kerja di rumah, yang memengaruhi komunikasi mereka.
Baca Juga : Hilda Vitria Kerap Unggah Foto Ibundanya, Mana yang Lebih Cantik?
Dan jika seorang ibu baru memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya, ini bisa memberi tekanan pada keuangan keluarga, yang menyebabkan ketegangan di rumah.
3. Konflik dapat membantu memperkuat hubungan
Jika Moms berusaha untuk menerima perbedaan atau berkompromi, maka dipastikan akan ada penyelesaian segera.
"Suatu hubungan sering diuji dalam situasi konflik. Namun, dalam proses menyelesaikannya, hubungan pasangan tumbuh lebih kuat karena kedua belah pihak merasakan kepercayaan dan kepercayaan yang lebih dalam satu sama lain. "
4. Belajarlah untuk bertengkar dengan cara yang baik
Edmund mengamati bahwa perempuan cenderung lebih emosional dan laki-laki cenderung kurang peka saat berdebat.
Jadi untuk bertengkar dengan benar, Moms harus saling berhadapan pada waktu dan tempat yang tepat.
Bicaralah perlahan, pertahankan kontak mata, dan sadar jangan meninggikan suara.
"Sedikit humor bisa membantu, tapi pasangan perlu fokus pada masalah utama yang ada, bukan gejalanya. Jika perlu, mereka bisa memiliki time-out yang singkat dan kembali lagi. Selalu izinkan untuk meninjau kembali rencana tindakan yang telah disepakati sebelumnya," jelas Edmund.
Dinginkan suasana sebelum argumen Moms meningkat, karena itu sama sekali tidak membantu situasi bahkan akan memperparah.
Bila Moms menjadi emosional, Moms dapat memberi tahu pasangan bahwa kita merasa marah, frustrasi atau sedih, dan meminta waktu istirahat untuk menenangkan diri, jika itu membantu.
Jika konflik semakin sering terjadi, carilah bantuan dari konselor atau psikolog.
5. Tinjau kembali masalah atau konflik yang ada
Biarkan pasangan tahu jika Moms menganggap masalah ini belum beres dan berakhir.
Edmund mengatakan tidak apa-apa untuk meninjau kembali masalah ini.
"Bila Moms bisa menertawakan masalah ini, itu berarti Moms telah melupakan konflik tersebut."
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | nakita,pschology today,Bustle |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR