Nakita.id - Lika-liku kisah cinta aktris yang juga menjadi koordinator penonton bayaran, Elly Sugigi memang menarik untuk diperbincangkan.
Elly mengawali karirnya dari titik nol.
Ia menjadi penonton bayaran di berbagai program televisi swasta dan meraup kesuksesan sehingga menjadi koordinator penonton bayaran sekarang.
Selain menjadi koordinator penonton bayaran, Elly juga merintis berbagai bisnis yang dirintis dari usahanya menabung dari pendapatannya selama ini.
Elly juga kerap digosipkan dengan perihal rumah tangga dan kehidupan asmaranya. Bagaimana tidak, hingga saat ini, Elly sudah pernah menikah sebanyak empat kali dengan laki-laki yang usianya jauh lebih muda darinya.
1993 silam, pemilik nama asli Elly menikah dengan suami pertamanya bernama Arifin.
Dari pernikahannya dengan Arifin, Elly dikaruniai dua anak laki-laki dan perempuan, yaitu Yoga dan Ulfi Damayanti.
Namun pernikahan Elly dengan Arifin yang usianya lima tahun lebih muda darinya ini harus kandas.
Perceraian Elly dan Arifin kabarnya karena tidak adanya restu dari orangtua dan tindakan kekerasan yang dilakukan Arifin.
Berhasil move on dari Arifin, Elly kembali menikah dengan laki-laki bernama Bagus.
Pernikahannya dengan Bagus ini lebih menggegerkan masyarakat lagi.
Usia Bagus 15 tahun jauh lebih muda dari Elly.
Rumah tangganya dengan Bagus juga tak bertahan lama.
Hanya setengah tahun, Elly dan Bagus bercerai.
Menurut kabar yang beredar, perceraian Elly dan Bagus lantaran Bagus mempunyai "orientasi berbeda", sehingga Elly memutuskan untuk berpisah.
Baca Juga : Sang Putri Ingin Bersanding Dengan Kekasihnya, Elly Sugigi :
Tak berselang lama setelah berpisah dengan Bagus, Elly kembali menikah pada 2013.
Ia menikah dengan Aldo Rossi, laki-laki tampan yang usianya 18 tahun lebih muda darinya.
Pernikahan Elly dengan Aldo juga tak bertahan lama.
Tak sampai satu tahun usia pernikahannya, Elly mengaku ditipu habis-habisan oleh Aldo.
Ternyata Aldo berbohong banyak hal pada Elly.
Mulai dari keyakinan yang dianut, statusnya yang masih menjadi suami sah orang lain dan bahkan Aldo juga diduga membawa kabur banyak harta yang dimiliki Elly.
Seolah belum kapok, Elly kembali menikah dengan laki-laki yang usianya jauh lebih muda.
Elly menikah dengan Ferry Anggara, laki-laki yang kerap dikatakan mirip dengan aktor tampan Rezky Aditya.
Elly Sugigi menikah dengan Ferry pada 2015 dan bercerai pada 2017.
Tak lama setelah bercerai dengan Ferry, Elly terlihat kembali menggandeng laki-laki tampan yang hingga saat ini dikabarkan dekat dengannya, bernama Irfan Sbaztian.
Hubungannya dengan laki-laki yang usianya 20 tahun jauh lebih muda darinya ini sempat ditentang oleh anak perempuan Elly, bernama Ulfi Damayanti.
Bahkan, Elly dan Ulfi sempat berseteru karena ketidaksetujuan Ulfi dengan kekasih ibunya.
Ulfi mengaku bahwa ia tak ingin ibunya hanya dimanfaatkan dan disakiti laki-laki seperti yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya.
Namun perseteruan ini tak berlangsung lama.
Elly Sugigi dan Ulfi sudah terlihat akur dan juga kerap pergi bersama dengan Irfan yang diduga kekasih Elly.
Tetapi, belakangan ini beredar gosip bahwa Irfan memiliki ketertarikan dengan anak Elly, bahkan begitu sebaliknya. Ulfi juga diisukan tertarik dengan kekasih ibunya.
Isu tersebut diperkuat dengan berbagai bukti, salah satunya karena keduanya kerap mengunggah foto kebersamaan mereka.
Ternyata, hal ini jadi bahan pembicaraan masyarakat.
Bahkan banyak yang menuding bila keduanya sudah menjalin hubungan asmara.
Awalnya, Elly sempat menampik bahwa anaknya dan kekasihnya saling mencintai.
Bahkan Elly sempat memberi 'kode' bahwa dirinya dan Irfan Sbaztian akan menikah.
Baca Juga : Bayi Menangis Sebelum Tidur, Ternyata 3 Alasan Ini Penyebabnya!
Kode tersebut diabadikan melalui momen ketika Elly dan Irfan melakukan fitting gaun yang diduga gaun pernikahan.
Pada foto tersebut, Elly Sugigi mengenakan dress sepanjang mata kaki berwarna biru dengan rambut disanggul rapi.
Sedangkan Irfan Sbaztian mengenakan jas berwarna biru serasi dengan dress yang dikenakan Elly Sugigi.
Perempuan berusia 46 tahun ini dulunya mengatakan bahwa ia masih menutupi dan meminta awak media untuk bersabar saat ditanya mengenai alasan dirinya memakai baju pernikahan.
Tak hanya itu, Elly Sugigi juga merasa takut jika anak perempuannya yang berada di sekitar lokasi mendengar soal hal tersebut.
"Jadi tunggu aja kapan waktunya, kapan saya pakai baju itu tunggu aja ya, jangan, ada Ulfi ntar dicut lagi sama dia, sabar ya," ungkap Elly Sugigi saat ditemui Grid.ID di kawasan Mall Bassura, Jakarta Timur, Jumat (15/9/2018).
Elly Sugigi mengungkapkan bahwa anak perempuannya selalu menahan dirinya untuk menjalani hubungan yang lebih serius dengan Irfan Sbaztian.
Dan belakangan ini, Elly akhirnya membeberkan pada media bahwa putrinya ingin bersanding dengan Irfan Sbaztian, yang merupakan kekasihnya selama satu tahun belakangan ini.
Sontak kabar ini membuat warganet mendapat jawaban, meski belum terbukti kebenarannya dari pihak Irfan maupun Ulfi.
Elly mengatakan bahwa anaknya, Ulfi yang sejak awal berusaha untuk menahannya menikah dengan Irfan lantaran ia merasa cemburu dan juga justru ingin dinikahi oleh Irfan.
"Tadi ngomongnya begitu, jangan, jangan, jangan mulu," ujar Elly Sugigi saat sudah mulai membuka hubungan kekasihnya dengan anak perempuannya. “Biar Ulfi buat Irfan aja katanya, Irfan buat Ulfi. Malah dia yang mau," tambah Elly saat itu.
Dalam keterangan yang dibeberkan Elly, sebagai ibu, Elly Sugigi mengaku ikhlas jika putrinya memang benar-benar ingin bersanding dengan kekasihnya yang berusia muda tersebut.
Mengingat bahwa usia Irfan dan Ulfi memang tak terpaut jauh dan bahkan bisa dianggap wajar bila akhirnya keduanyalah yang menikah.
Baca Juga : Tak Rela Kedua Orangtuanya Pisah, Rizky Febian Sempat Sujud di Kaki Lina Untuk Menarik Keputusannya
"Ya kalau memang jodoh Ulfi sama Irfan, ya itu sok (silakan, red), enggak apa-apa, saya sebagai orangtua mengalah aja," ujar Elly Sugigi.
Meski tak diketahui apakah Elly ikhlas melepaskan kekasihnya untuk anak perempuannya, namun kabar dan pengakuan ini kembali menjadi tanda tanya bagi warganet.
Ditambah lagi, Elly dan Ulfi memang kerap diisukan melakukan gimmick demi meningkatkan popularitasnya.
Dan apabila benar hal tersebut terjadi, apakah hubungan ibu dengan laki-laki usia muda berdampak pada anak sang ibu yang usianya tak jauh dari usia anaknya?
Hal ini tentu saja disangsikan masyarakat luas.
Mengingat di Indonesia sendiri sudah banyak kejadian bahwa seorang perempuan atau laki-laki menikah dengan pasangan yang usianya jauh di bawahnya, bahkan sepantaran anaknya dan tidak terjadi masalah.
Seperti pernikahan ayah dari Zaskia Sungkar dan Shireen Sungkar, Mark Sungkar.
Setelah becrerai dengan Fanny Bauty, Mark menikah dengan gadis yang usianya lebih muda dari ketiga anaknya.
Mark juga memiliki anak laki-laki yang masih muda.
Namun keluarga mereka jauh dari isu.
Bahkan keluarga Mark harmonis meski Mark dan Fanny sama-sama sudah menikah dengan pasangan barunya.
Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa kasus seperti Elly memang marak dan sangat dikhawatirkan.
Lebih lagi bila orangtua anak-anak mereka memang sudah menjalin hubungan asmara sejak lama dan merencanakan pernikahan.
Lebih parahnya lagi, bila mereka sudah resmi menikah, kemudian sang anak mencintai suami atau istri dari orangtuanya.
Dan hal ini memang pernah terjadi, bahkan marak di luar negeri.
Fenomena Anak Jatuh Cinta dengan Pasangan Orangtuanya
Di luar negeri, fenomena ini sangat marak terjadi.
Apalagi bila sang ibu hidup satu rumah dengan kekasihnya.
Atau sang ibu sudah menikah dengan laki-laki lain setelah bercerai dengan ayahnya.
Melansir dari The Guardian, kisah serupa pernah dialami seorang perempuan yang tidak menyebut namanya.
Perempuan tersebut merupakan ibu angkat dari Sarah.
Ia memang belum dikaruniai seorang anak, tetapi ia sudah sejak dahulu mengasuh keponakannya sejak bayi.
Keponakannya sudah ia anggap bahkan ia perlakukan sebagai anaknya sendiri.
Saat ibu angkat Sarah ingin memulai kisah asmaranya dengan seorang laki-laki yang disebut bernama Ben, ia memperhatikan bahwa anak angkat yang juga keponakannya melihat ke arahnya dan juga Ben, kekasih ibu angkat Sarah.
Bahkan Sarah berusaha menyela pembicaraan ibunya dan Ben selama Ben berada di rumahnya.
Yang lebih ekstrim, Sarah yang sudah menginjak usia 15 tahun ini seolah berusaha untuk menunjukkan kelebihan pada tubuhnya.
Ia berkali-kali berusaha memperlihatkan buah dadanya di depan kekasih ibu angkatnya dan hal ini membuat ibu angkat Sarah naik pitam.
Tetapi ia berusaha menahan dan diam.
Perempuan tersebut kemudian datang kepada seorang psikolog anak bernama Ruth Coppad.
Ia memiliki niat menanyakan apakah hal yang terjadi pada anak angkat dan kekasihnya merupakan hal yang bahata.
Coppard merupakan psikolog Barnsley NHS.
Ia berusaha membantu perempuan yang melapor tadi dengan berbagai hal yang telah ia teliti.
Menurut Coppard, anak perempuan di usia Sarah sudah mencapai masa birahinya.
Artinya, sebenarnya cara untuk 'flirting'-nya merupakan hal yang wajar dan biasa dilakukan gadis seusianya meski dengan cara yang lain-lain setiap orangnya.
Baca Juga : Sule Alami Perubahan Sikap Setelah Bercerai, Seberapa Besar Dampak Perceraian dengan Sikap Seseorang?
Tetapi, dampak yang berbahaya justru pada laki-laki yang digoda atau terkena bujuk rayu sang anak.
Coppard mengungkapkan bahwa bisa jadi, kekasih ibunya atau bahkan suami ibunya memiliki kesempatan besar untuk melakukan pelecehan seksual.
"Bukan tidak mungkin. Ada banyak kasus pelecehan seksual, di mana pacar baru (ibunya) telah digoda anak gadis yang usianya 15 tahun atau di atasnya. Saya merasa bahwa laki-laki yang digoda gadis sangat rentan. Dan wajar bila sang ibu memiliki kecemasan serta kekhawatiran. Tetapi sebenarnya yang dilakukan gadis seusianya dianggap wajar karena mencapai masa birahinya," ungkap Coppard.
Bahkan ia mengklaim bahwa banyak kliennya yang merupakan remaja perempuan mengobrol dnegan ayah sambungnya atau kekasih ibunya.
Selain kisah dari ibu angkat Sarah, kisahyang bertolak belakang terjadi pada Ann Thomas.
Ann merupakan ibu dari dua anak.
Ia merupakan perempuan karir yang bekerja setiap harinya.
Ann memiliki anak perempuan bernama Amy.
Usianya juga masih 15 tahun.
Ann mendengar bahwa anaknya Amy mencintai kekasihnya.
Tetapi Ann hanya menganggap angin lalu, karena ia rasa hal tersebut sangat tidak wajar.
Apalagi, kekasih Ann bernama Duncan sudah hidup bersama Ann dan Amy saat usia Amy masih tiga tahun.
Dan terbukti bahwa anaknya dan kekasihnya tak memiliki hubungan special kecuali teman berbicara, lantaran Amy telah diberi pengertian juga pendidikan mengenai hal seksual.
Sehingga Amy menganggap bahwa mencintai orang terdekat ibunya merupakan hal yang tabu.
Tapi seberapa yakin perempuan yang ada di posisi Ann bahwa anaknya tidak mencintai kekasihnya atau suami sambungnya, terlebih bila usia mereka tak terpaut jauh?
Sebuah penerlitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa perilaku yang tak terlacak tersebut sangat tinggi.
Dalam studinya pada 1990 silam, Child Sexual Abuse: The Search for Healing, Christopher Bagley dan Kathleen King, menemukan bahwa hanya 2 persen dari pelaku pelecehan seksual adalah ayah biologis sang anak. "Untuk anak perempuan, risiko terbesar adalah ketika mereka tinggal bersama dengan kekasih ibunya atau ayah sambungnya. Ketidakhadiran ayah kandungnya akan mengancam keselamatannya,".
Ini karena kebanyakan laki-laki memiliki dilema moral yang cukup tinggi.
Sudah jadi rahasia umum bila laki-laki yang kerap terlibat dengan perempuan secara intim apalagi perempuan yang dirasa sedang atau sudah mencapai birahi merupakan tantangan tersendiri darinya.
Hal ini juga diakui seseorang objek penelitian bernama Patrick Craig.
Patrick merupakan pekerja teknisi komputer.
Ia mengaku bahwa ia tertarik dengan perempuan ketika mereka menunjukkan penampilan yang menggodanya, apalagi bila perempuan tersebut berusia belasan tahun.
"Itu jadi hal yang sulit untuk menghilangkannya dari pikiran (Seksual) saya," ujarnya.
Baca Juga : Viral Cegah Penipuan Belanja Online di CekRekening.id, Begini Konfirmasi Kominfo
Beberapa gadis tidak sadar bahwa ia sedang berada di dalam bahaya, meski ia sudah hidup bersama rasa bahaya itu bertahun-tahun.
Terlebih menurut penelitian yang sduah dilakukan Coppard, ia menemukan bahwa seorang gadis perempuan akan tertarik dan penasaran dengan ayah sambung atau kekasih ibunya, baik usianya tak jauh berbeda darinya, atau jauh lebih tua.
Ini merupakan lampu merah bagi orangtua mereka.
Anak gadisnya tak serta-merta bersalah.
Ibu juga harus menyadari apakah pengawasan dan pendidikannya pada sang anak sudah sesuai dan juga bisa diterapkan anak dengan baik.
Kesalahan utama, biasanya datang dari kekasih sang ibu atau suami sambungnya. Kekasih atau suaminya merupakan orang baru di kehidupannya.
Meski ia sudah lama hidup bersama anak sambungnya yang merupakan anak permepuan, tak bisa dipungkiri bahwa banyak pria tertarik dengan perempuan yang akan beranjak dewasa.
Fenomena ini telah diteliti oleh Psych Central dalam beberapa tahun terakhir.
Ini mengapa hak asuh anak perempuan ada baiknya jatuh ke tangan ayah kandungnya, untuk menghindari berbagai fenomena serupa.
Ayah kandung akan berusaha melindungi dan menjauhkan anaknya dari ancaman bahaya.
Bukan tidak mungkin, bila anak permepuan hidup bersama pasangan baru sang ibu merasa tertarik.
Beberapa fenomena membuktikan bahwa ketertarikan mereka berawal lantaran kebiasaan-kebiasaan sepele, misalnya berjabat tangan, mencium pipi atau kening.
Bagi anak perempuan, mungkin hal ini sangat biasa dan sepele.
Tetapi tidak bagi ayah non biologisnya.
Meski memiliki hubungan keluarga, ayah non biologis tak memiliki hubungan darah sehingga bukan tidak mungkin bila birahinya memuncak ketika ia diperlakukan penuh rasa cinta oleh anaknya.
Terlebih, maraknya kasus pedofilia yang merebak di dunia ini menjadi ketakutan tersendiri bagi orangtua mereka.
Ketika muncul berbagai rasa ragu dan kekhawatiran, orangtua, terutama ibu harus melakukan pencegahan sejak dini kepada anaknya.
Ini karena mau tak mau, ibu juga kembali menjalin hubungan rumah tangga atau pernikahan yang baru.
Baca Juga : Diisukan Jadi Istri Kedua, Karir Aktris Ini Tetap Gemilang, Rumah Tangga Adem Ayem
Mengenalkan dan memberi pengertian kepada kedua belah pihak, anak dan suami atau pasangannya merupakan hal yang sangat terlarang.
Selain karena sang ibu sudah berkomitmen dengan pasangannya, ibu juga harus memberi penekanan bahwa sang anak bisa memiliki kesempatan lebih baik bila hidup dan juga menikmati masa mudanya dengan laki-laki seumurannya dengan berbagai batasan.
Pendidikan seksual juga harusnya ditanamkan sejak anaknya sudah mulai mencapai birahi dan muncul perubahan pada tubuhnya.
Sehingga anak gadis juga akan merasa terkendali dengan ibu dan juga merasa hormat pada kekasih satau pasangan baru ibunya, dengan membatasi banyak hal yang tak diinginkan.
Sehingga yang dialami Elly Sugigi ini sebenarnya bukanlah hal baru.
Sudah banyak fenomena serupa akibat kelalaian orangtuanya sendiri.
Juga karena ibunya sering melibatkan anaknya dalam banyak aktivitasnya bersama sang pasangan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | The Guardian,psychcentral.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR