Oleh karena itu, kita tidak boleh menyepelekan penyakit berbahaya satu ini dan harus dideteksi sejak dini.
”Bila didiagnosis secara dini, terapi akan lebih efektif. Pasien berpeluang sembuh atau mampu bertahan hidup,” kata dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Budianto Komari.
Selama ini kasus karsinoma nasofaring atau tumor ganas pada nasofaring didominasi faktor ras mongoloid, yaitu penduduk China selatan, dengan angka kejadian 40-50 kasus per 100.000 penduduk, sementara di Eropa dan Amerika Utara kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk.
Baca Juga : Lee Chong Wei Dikabarkan Terkena Kanker Hidung, Berikut Gejalanya yang Seperti Flu Biasa dan Kerap Diabaikan
Di Indonesia, kanker nasofaring menempati peringkat pertama keganasan untuk THT, serta urutan keempat terbanyak di antara seluruh jenis keganasan.
Angka kejadian diperkirakan 4,7 kasus per 100.000 penduduk.
Kanker ini cukup sulit didiagnosis jika masih terlalu dini, sebab tumor ini baru menampakkan gejala khas pada stadium lanjut.
Terlebih letak tumor itu tersembunyi, di belakang hidung dan pertengahan dasar tengkorak, sehingga sulit dilihat jika tidak diperiksa ahlinya.
”Gejala awalnya tidak khas, mirip penyakit lain,” kata Budianto.
Tumor ganas itu umumnya tumbuh dekat sekali dengan muara tuba eustachius (saluran yang terhubung dengan telinga) sehingga pembesaran sedikit pada tumor menyebabkan tersumbatnya saluran ini.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,bolasport |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR