Nakita.id - Pebulu tangkis asal Malaysia, Lee Chong Wei, dikabarkan tengah menderita penyakit yang cukup serius, yaitu kanker hidung (nasofaring) stadium awal.
Hal ini juga dibenarkan oleh Asosiasi Bulu Tangkus Malaysia (BAM).
Penyataan itu kemudian diunggah melalui akun instagram @ba_malaysia, pada Sabtu (22/9/2018) kemarin.
Baca Juga : Tak Banyak yang tahu, Peraih Perak Bulu Tangkis Asian Games Fajar Alfian Calon Guru!
Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa pebulu tangkis andalan Malaysia itu saat ini sedang menjalani perawatan di Taiwan.
Oleh karena itu, BAM meminta masyarakat untuk mendoakan kesembuhannya.
Kanker hidung atau yang biasa disebut sebagai kanker nasofaring merupakan jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung serta belakang langit-langit rongga mulut.
Melansir laman Kompas, kanker ini menyerang leher serta kepala.
Tidak hanya di Malaysia, sayangnya, kanker ini juga banyak ditemukan di Indonesia.
Oleh karena itu, kita tidak boleh menyepelekan penyakit berbahaya satu ini dan harus dideteksi sejak dini.
”Bila didiagnosis secara dini, terapi akan lebih efektif. Pasien berpeluang sembuh atau mampu bertahan hidup,” kata dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Budianto Komari.
Selama ini kasus karsinoma nasofaring atau tumor ganas pada nasofaring didominasi faktor ras mongoloid, yaitu penduduk China selatan, dengan angka kejadian 40-50 kasus per 100.000 penduduk, sementara di Eropa dan Amerika Utara kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk.
Baca Juga : Lee Chong Wei Dikabarkan Terkena Kanker Hidung, Berikut Gejalanya yang Seperti Flu Biasa dan Kerap Diabaikan
Di Indonesia, kanker nasofaring menempati peringkat pertama keganasan untuk THT, serta urutan keempat terbanyak di antara seluruh jenis keganasan.
Angka kejadian diperkirakan 4,7 kasus per 100.000 penduduk.
Kanker ini cukup sulit didiagnosis jika masih terlalu dini, sebab tumor ini baru menampakkan gejala khas pada stadium lanjut.
Terlebih letak tumor itu tersembunyi, di belakang hidung dan pertengahan dasar tengkorak, sehingga sulit dilihat jika tidak diperiksa ahlinya.
”Gejala awalnya tidak khas, mirip penyakit lain,” kata Budianto.
Tumor ganas itu umumnya tumbuh dekat sekali dengan muara tuba eustachius (saluran yang terhubung dengan telinga) sehingga pembesaran sedikit pada tumor menyebabkan tersumbatnya saluran ini.
Pembesaran ini menimbulkan gejala, antara lain telinga berdenging dan gangguan pendengaran satu sisi telinga.
Gejala lain adalah perdarahan ringan melalui hidung dan pada stadium lanjut, ditandai pembesaran pada leher.
Bila dideteksi pada stadium awal, angka ketahanan hidup 5 tahun mencapai 76 persen.
Baca Juga : Putri Indro Warkop Ungkap Perlakuan Ayahnya Pada Sang Ibu yang Menderita Kanker, Bukti Cinta Sejati!
Sedangkan bila pasien diterapi pada stadium tiga dan empat, angka ketahanan hidup 5 tahun 40 persen.
Penyebab dari kanker hidung ini adalah infeksi virus Epstein Barr.
Namun pada beberapa faktor lain, seperti lingkungan, bisa juga dikarenakan iritasi bahan kimia, kebiasaan memasak dengan asap dan kebiasaan mengonsumsi ikan maupun daging yang diawetkan dengan nitrosamine.
Lingkungan kerja yang terpapar gas dan bahan kimia industri, peleburan besi, formaldehida dan serbuk kayu berisiko terserang tumor ganas itu.
Baca Juga : Sering Konsumsi Ikan Asin yang Diawetkan Dapat Picu Kanker Nasofaring yang Diderita Kim Woo Bin!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,bolasport |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR