Nakita.id - Setiap kehamilan dapat mengalami komplikasi.
Ada penyakit yang bisa muncul saat hamil.
Perubahan yang dialami tubuh perempuan juga dapat memaparkan penyakit tertentu saat hamil.
Masalah-masalah ini biasanya teratasi setelah kelahiran bayi.
Beberapa penyakit jinak, dan yang lain lebih kompleks serta dapat memengaruhi perkembangan kehamilan dan bayi itu sendiri.
Sangat penting untuk menyadari gejala pertama jika mereka muncul.
Baca Juga : Terlalu Banyak Makan Saat Hamil Berisiko Alami Diabetes Gestasional
1. Anemia
Masalah paling umum selama kehamilan disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam aliran darah.
Selama kehamilan, sirkulasi perempuan meningkat saat darah yang mengandung oksigen dibawa ke bayi.
Besi mengikat sel darah merah untuk mengangkut oksigen.
Asupan zat besi yang rendah menyebabkan Moms menjadi lelah, terlihat pucat, dan kesulitan bernapas.
Dalam kasus yang parah, zat besi yang rendah dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.
Dokter biasanya akan meresepkan suplemen zat besi dan mengambil beberapa pengukuran kadar zat besi selama kehamilan.
Baca Juga : 5 Makanan yang Harus Dikonsumsi Saat Hamil Agar Melahirkan Anak Laki-laki
2. Gingivitis
Peningkatan aliran darah selama trimester pertama kehamilan dan tingkat progesteron dapat menyebabkan gingivitis pada perempuan hamil.
Ini semakin memburuk saat mual di pagi hari membuat sulit menyikat gigi dengan benar.
Hormon juga mengubah pH air liur yang semakin memperumit situasi ini.
Beberapa perawatan alami untuk mencegah gingivitis dapat dilakukan seperti menyikat dengan baking soda dan menerapkan madu ke gusi untuk melindungi kesehatan mulut.
Baca Juga : Selain Perubahan Hormon, Inilah Penyebab Moms Merasa Mual Saat Hamil
3. Infeksi saluran kemih
Perubahan hormonal dan pergeseran struktur panggul pada saat kehamilan membahayakan pertahanan alami perempuan terhadap bakteri pada uretra.
Ini menyebabkan infeksi saluran kemih dan penyakit umum lainnya selama kehamilan.
Beberapa gejala paling umum termasuk:
- Sering buang air kecil
- Kencing dengan bau yang tidak sedap
- Perasaan bahwa kandung kemih tidak sepenuhnya kosong
- Nyeri di perut bagian bawah dan punggung
- Adanya darah dalam urin
- Demam
Dalam kasus ini, jika seorang perempuan tidak mengalami gejala apa pun, yang berbahaya adalah dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
Dokter biasanya akan merekomendasikan dua tes urin selama kehamilan.
Baca Juga : Susah Buang air Besar saat Hamil, Normalkah? Ini Penjelasannya
4. Infeksi vagina
Perubahan tubuh dan hormon yng sering menyebabkan infeksi saluran kemih selama kehamilan juga dapat memicu infeksi vagina.
Perempuan aakan mengalami keputihan yang banyak, berbau, dan gatal.
Gejala lain bisa berupa rasa sakit atau terbakar saat berhubungan seks.
Dokter biasanya akan menentukan perawatan untuk gejala-gejala ini.
Baca Juga : Stres Saat Hamil, Hati-hati Memengaruhi Bayi dalam Kandungan
5. Diabetes gestational
Perubahan hormonal juga bertanggung jawab untuk mengubah tingkat gula darah perempuan selama kehamilan.
Jika Moms memiliki genetik untuk diabetes, itu dapat muncul selama kehamilan dan menghilang setelah lahir.
Selain dari rasa lapar, haus, dan sering buang air kecil, seorang perempuan hamil akan mengalami peningkatan berat badan dan pertumbuhan yang cukup besar dalam ukuran bayi(makrosomia janin).
Juga ada kelebihan cairan ketuban (polihidrannion).
Komplikasi ini menyebabkan kematian bayi karena masalah pernapasan pasca melahirkan.
Di masa depan, anak juga bisa menderita obesitas atau diabetes.
Untuk alasan ini, diabetes gestasional tidak bisa dianggap enteng.
6. Preeklamsia
Peningkatan tekanan darah selama paruh kedua kehamilan dapat menunjukkan preeklamsia.
Ini adalah penyakit yang umum terjadi tetapi berisiko tinggi selama kehamilan dan merupakan penyebab kematian paling umum kedua pada ibu hamil.
Hanya perawatan medis memadai yang dapat menghindari komplikasi ini.
Seorang perempuan dengan kondisi ini mungkin tidak memiliki gejala utama.
Hanya pemeriksaan tekanan darah yang akan mendeteksinya.
Ketika kondisi berlanjut, dia akan mengalami retensi cairan, sakit kepala, telinga berdenging, masalah dengan penglihatan, sakit perut, dan kejang.
Jika tekanan darah 140/90 atau lebih tinggi, tes urin dianjurkan untuk menentukan keberadaan protein yang akan menentukan apakah itu preeklamsia.
Jika demikian, dokter biasanya akan menginduksi persalinan untuk menghindari risiko keselamatan bayi dan ibu dengan melanjutkan kehamilan lebih lama lagi.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Step to Health |
Penulis | : | Nila Kusuma Pratiwi |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR