Dr. Salimar Salim, MARS, Kepala UTD PMI Provinsi DKI Jakarta mengatakan, "UTD PMI Provinsi DKI Jakarta berperan aktif dalam menurunkan angka penyakit menular yang ditularkan melalui transfusi darah dengan menggunakan alat uji saring NAT.
Pemeriksaan tersebut meliputi beberapa tahapan, yaitu, skrening darah yang dilakukan secara paralel dengan menggunakan alat CHLIA (Chemiluminescent immuno Assay) dan menggunakan mesin Nucleic Acid Test (NAT).
PMI menganggap perlu melakukan langkah penambahan uji saring NAT karena teknologi uji saring ini lebih sensitif dan mampu mendeteksi keberadaan DNA/RNA virus, sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan darah secara signifikan.
Baca Juga : Ahli Feng Shui Ungkap Alasan Raffi & Nagita Sering Ribut, Hal Mistis?
Mengenai teknologi NAT (Nucleic Acid Test), Prof. David H. Muljono, MD, PhD, FINASIM, FAASLD - Deputi Direktur dan Peneliti dari Lembaga Eijkman, serta dari Komite Ahli Hepatitis Nasional, menjelaskan,
"Uji saring NAT mampu mendeteksi virus lebih dini meskipun kadar virus di dalam darah sangat rendah," ungkapnya.
Selain itu, uji saring NAT mampu mengurangi masa jendela infeksi antara 61% hingga 96%, karena kemampuannya mendeteksi DNA/RNA virus yang berada dalam darah jauh sebelum antigen dan antibodi terdeteksi.(*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR