Nakita.id - Pada 4 Agustus 2017 lalu, masyarakat dikejutkan dengan kabar meninggalnya publik figur sekaligus dokter kenamaan Ryan Thamrin.
Mendiang yang lebih akrab disapa Dr OZ ini meninggal pada usianya yang masih tergolong muda, yaitu 39 tahun.
Banyak kabar mengenai penyebab meninggalnya sang dokter tampan ini.
Baca Juga : Berkaca dari Ryan Thamrin dan Ade juwita yang Meninggal Karena Asam Lambung, Ini Cara Mencegahnya
Mulai dari kanker otak, terserang virus HIV, hingga jatuh di kamar mandi.
Namun kabar tersebut dibantah oleh sang ibu yang menklarifikasi penyebab meninggalnya sang putra.
"Isunya macam-macam. Kemungkinan lambungnya sudah tidak bisa bertahan. Yang pasti pada saat bulan Januari lalu saat check, lambungnya yang kena," ujar Hj. Fahmiah Asad atau Mia Thamrin, yang dikutip dari laman Banjarmasin Post.
Dengan adanya isu itupun membuat Mia Thamrin mengungkapkan gaya hidup putranya saat masih menempuh jenjang pendidikan.
Baca Juga : Diana Nasution Meninggal Karena Sakit Lambung, Jangan Makan Roti Gandum!
Ternyata, penyakit lambung yang diderita oleh mendiang ada kaitannya dengan kebiasaannya yang sering mengonsumsi mi instan saat masih muda.
Kebiasaan ini dilakukan oleh Ryan Thamrin sebelum merantau ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikannya di Universitas Gadjah Mada.
Kesukaannya pada mi instan ternyata bertambah ketika tinggal di ibu kota.
Padatnya jadwal membuat Ryan tidak bisa mengatur pola makannya.
Terlalu sering mengonsumsi mi instan memang akan berdampak buruk bagi tubuh.
Baca Juga : Seperti Kembar, Foto Masa Kecil Ryana Dea Mirip Banget dengan Buah Hatinya, Lihat Moms!
Terlebih dengan pola makan yang tidak teratur, hal ini justru berbahaya bagi lambung.
Selain lambung, banyak mengonsumsi mi instan juga berisiko terhadap penyakit jantung hingga stroke, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh tim dari Baylor University dan Harvard yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition.
Periset menganalisa pola makan dan kesehatan 11.000 warga Korea Selatan yang berusia antara 19 hingga 64 tahun.
Baca Juga : [GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling
Didapati perempuan Korea Selatan berisiko tinggi menderita sindrom metabolik karena jumlah mi ramen yang mereka konsumsi, seperti yang dilansir laman Kompas.
Sindrom metabolik merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah, yang menyebabkan risiko diabetes, stroke atau penyakit jantung lebih tinggi.
Zat yang ditemukan dalam mi instan maupun ramen disebut Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ), zat tersebut digunakan industri untuk mengawetkan olahan makanan-makanan murah.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Ungkap Pola Asuh Pada 3 Anaknya
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Olla Ramlan Bersyukur Tidak Pernah Ucapkan Ini pada Anaknya
"Meskipun mi instan adalah makanan yang nyaman dan lezat, ada peningkatan risiko sindrom metabolik akibat dari kandungan sodium tinggi, lemak jenuh dan indeks glikemik yang tidak sehat," kata Hyun Shin, kandidat doktoral Sekolah Tinggi Kesehatan Harvard.
Studi terpisah yang dilakukan di India, Otoritas Keamanan dan Standar Makanan India (FSSAI) menemukan kontaminasi timbal dalam mi instan yang lebih tinggi dari standar keamanan pangan.
Sama halnya dengan yang dikatakan oleh dokter umum dan kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Madan Mohan Malviya, New Delhi, India yang mengatakan bahwa banyak pengawet dan zat aditif seperti monosodium glutamate (MSG) dan tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) di dalam mi instan.
Baca Juga : Opie Kumis Harus Istirahat Gara-gara Asam Lambung, Tinggalkan Kebiasaan Ini!
Konsumsi rutin mi instan berpotensi membahayakan kesehatan.
“Makan mi instan diperbolehkan, tapi harus dibatasi. Konsumsi secara terus menerus bisa menyebabkan masalah kesehatan serius,” ujar Dr. Sunil seperti dilansir NDTV via laman Kompas.com.
Oleh karena itu, Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Endang L. Achmadi, mengatakan mi instan bisa jadi makanan yang sehat jika ditambah bahan-bahan pangan lain di dalam masakan yang melengkapi kekurangan gizi di dalam mi instan.
Agar kandungan gizi dan nutrisinya sehat, mi instan pelu dilengkapi bahan pangan lain, misalnya protein yang berasal dari daging ayam, sapi atau ikan serta tempe atau tahu.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Mi instan juga perlu dimasak dengan sayur untuk menambah tingkat vitamin dan mineral.
Meskipun dengan cara ini mi instan jadi lebih sehat, Endang tetap menekankan agar kita tidak memakan mi instan terlalu sering, tetap harus dibatasi.
“Kalau terus menerus jadi tidak sehat. Bahan pengawet dan garam pada mi instan kan banyak, sehingga lebih baik pilih yang alami,” sarannya.
Baca Juga : Sakit Lambung Diduga Penyebab Kematian Diana Nasution, Hindari Gaya Hidup Ini Untuk Mencegahnya
Source | : | Kompas.com,Banjarmasin Post |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR