"Ternyata dari pijat itu ternyata pendapatan saya dengan waktu di kantor sama saja. Sebulan saya bisa memijat 100 pasien ya kurang lebih Rp 3 juta (kala itu)," jelas Onny dalam sebuah liputan yang dilakukan oleh KompasTv.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu: Bangunan Ini Tidak Ambruk Padahal Lainnya Luluh Lantak
Mengetahui hal itu keluarga kurang setuju dengan pekerjaan yang dilakoninya sekarang.
Kakaknya juga mengolok-olok dirinya karena menjadi tukang pijat di Monas,"Kamu kan sudah S2, sudah pernah jadi direktur, kenapa jadi tukang pijit di Monas? Apa kata orang? Apa kamu tidak malu," begitu olok-olok kakaknya pada Onny.
Mulanya ia juga gengsi melakoni pekerjaan sebagai tukang pijat namun lama-kelamaan ia malah merasa nyaman karena memijat menjadi hobinya.
Baca Juga : Seorang Perempuan Tolak Ajakan Berkencan Lelaki Kaya yang Menyamar Jadi Orang Miskin, Begini Akhirnya
Tidak hanya memijat, Onny juga bercita-cita untuk mendirikan sebuah sekolah pijat.
Dengan berbekalkan semangat dan keinginan ia mulai mengumpulkan uang rupiah demi rupiah untuk bisa mendirikan sekolah pijat impiannya.
Dukungan sang istri juga membuatnya bertambah semangat untuk terus menabung guna mendirikan sekolah pijat hingga akhirnya di tahun 2010 Onny berhasil mendirikan sekolah pijat.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR