Nakita.id - Antibiotik adalah salah satu penemuan besar dalam kedokteran modern.
Antibiotik dapat melawan bakteri dan dapat menyembuhkan penyakit menular yang mengancam jiwa seperti pneumonia, yang sebelumnya tidak ada pengobatan efektif untuk kasus tersebut.
Baca Juga : Bukan Sembuh, Ini yang Akan Terjadi Jika Sering Beri Antibiotik pada Anak
Tetapi, pengobatan dengan antibiotik juga memiliki efek samping, seperti mual atau diare.
Sayangnya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat, menyebabkan semakin banyak bakteri menjadi resisten (kebal) terhadap obat semacam ini.
Jadi sangat penting untuk menggunakannya dengan benar.
Baca Juga : Takaran Antibiotik untuk Anak
Antibiotik juga tidak boleh digunakan terlalu sering, karena dapat menyebabkan berbagai jenis bakteri menjadi resisten (tidak responsif) terhadap antibiotik .
Ketika menggunakan antibiotik, penting untuk mengetahui hal-hal berikut untuk mencegah resistensi (kebal) dan efek samping:
Baca Juga : Hati-hati! Antibiotik atau Antasid Tingkatkan Risiko Alergi Si Kecil
1. Antibiotik hanya bekerja melawan bakteri
Banyak infeksi disebabkan oleh virus dan tidak dapat diobati dengan menggunakan antibiotik.
Contohnya penyakit pernapasan seperti batuk, hidung tersumbat, bronkitis atau flu.
2. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan dengan cara yang tidak tepat dapat mengurangi khasiatnya.
Apa resistensi antibiotik?
Dalam dunia kedokteran, bakteri alias kuman dikatakan resisten jika mereka secara khusus mampu menahan paparan eksternal.
Sebagai contoh, kebanyakan kuman yang masuk ke lambung bersama makanan akan terbunuh oleh asam lambung.
Tetapi beberapa bakteri ditutupi dengan lapisan mukosa yang melindungi mereka dari asam.
Baca Juga : Hati-hati Antibiotik Sebabkan Komplikasi Pencernaan Pada Bayi
Mereka resisten (kebal) terhadap asam lambung.
Ketahanan terhadap antibiotik bekerja pada prinsip yang sama:
Bakteri telah memperoleh properti baru yang melindungi mereka dari antibiotik.
Beberapa jenis bakteri dapat menghasilkan zat tertentu, yang membuat antibiotik tertentu tidak efektif.
Bakteri apa yang bisa kebal terhadap antibiotik?
Strain bakteri Streptococcus dan Staphylococcus sering resisten terhadap antibiotik.
Salah satu contohnya disebut methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Staphylococci dapat ditemukan pada kulit dan selaput lendir dan dapat menyebabkan infeksi, misalnya jika mereka masuk ke luka terbuka.
Baca Juga : Diet Usai Melahirkan, 4 Makanan Ini Ampuh Buat Berat Badan Moms Turun!
Strain yang resisten kini telah berkembang pada jenis bakteri lain, seperti Escherichia coli, Klebsiella dan pseudomonad.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah resistensi antibiotik?
Berhati-hati saat meminum juga mengenakan antibiotik, dapat membantu mencegah resistensi antibiotik dan efek samping.
Paling penting jangan mengharapkan antibiotik diresepkan untuk mengobati kondisi medis yang tidak sesuai.
Baca Juga : Risiko Pemberian Antibiotik Pada Bayi
Antibiotik diperlukan untuk mengobati infeksi bakteri serius seperti infeksi paru-paru atau meningitis (radang selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang).
Ini tidak terjadi ketika, misalnya, orang-orang yang sehat memiliki infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus , seperti pilek atau influenza.
Antibiotik tidak membantu karena hanya melawan bakteri, bukan virus.
Baca Juga : Riset: Alergi pada Anak Belum Tentu Karena Obat Antibiotik
Efek samping antibiotik?
Antibiotik juga memiliki efek samping termasuk reaksi alergi, masalah perut dan usus, mual dan infeksi jamur.
Karena risiko ini, penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati keuntungan dan kerugian dari penggunaan antibiotik sebelum mengonsumsinya.
Aturan konsumsi antibiotik
1. Saat makan antibiotik harus minum apa?
Antibiotik biasanya dikonsumsi bersama air putih, karena mengonsumsi antibiotik bersama dengan jus buah, produk susu atau alkohol, dapat mempengaruhi bagaimana tubuh menyerapnya.
2. Bolehkan makan atau minum produk susu termasuk susu, mentega, yoghurt, dan keju setelah konsumsi antibiotik?
Baca Juga : Mytha Lestari Beri Susu Formula untuk Anaknya di Usia 2 Bulan, Amankah? Ini Penjelasan Dokter!
Setelah minum antibiotik, kita perlu menunggu hingga 3 jam sebelum makan atau minum produk susu.
Jus grapefruit dan suplemen diet yang mengandung mineral seperti, kalsium juga dapat bekerja mengurangi efek antibiotik.
Baca Juga : Pakai Antibiotik, Perempuan Ini Malah Punya Lidah 'Berbulu' Hitam!
3. Kapan sebaiknya minum antibiotik?
Beberapa antibiotik baiknya dikonsumsi saat atau setelah makan.
Jika diresepkan minum antibiotik 3 kali sehari, kita dapat mengingat waktu reguler jam 6 pagi, jam 2 siang dan jam 10 malam (diminum setiap 8 jam sekali) agar efeknya tidak terputus.
4. Bisakah minum antibiotik bersama dengan obat lain?
Antibiotik dapat berinteraksi dengan obat lain, penting untuk memberi tahu dokter jika kita juga mengonsumsi obat lain.
Antibiotik mungkin berinteraksi dengan beberapa pengencer darah dan antasid.
Selain itu, beberapa antibiotik dapat membuat pil KB kurang efektif.
Baca Juga : Tak Hanya Air Hangat, Sarapan dengan 3 Makanan Ini Agar Kuat Beraktivitas Seharian!
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR