Nakita.id - Kabar duka datang dari aktor senior Rudy Wowor.
Pria yang telah membintangi banyak judul film ini meninggal pada hari ini (5/10/2018) dalam usia 75 tahun.
Kabar ini pertama kali disampaikan oleh akun facebook Noora M.Massardi.
"RIP : Sudah berpulang Rudy Wowor (75 th) pagi ini 5 Oktober 2018. Rumah duka (Michael Wowor): Perumahan Pesona Khayangan blok DC no 3. Jl. Margonda Raya. Depok. (Kabar dari Samuel Wattimena)."
Baca Juga : BREAKING NEWS: Aktor Rudy Wowor Meninggal Dunia Karena Prostat
Sebelumnya anak Rudy, Michael Wowor mengabarkan bahwa sang ayah terbaring lemas di tempat tidur karena kanker prostat yang dideritanya.
Rudy gigih berjuang malawan penyakit tersebut.
Sayangnya takdir berkata lain, Rudy harus berpulang karena kanker prostat yang menggerogoti tubuhnya.
Prostat adalah bagian dari sistem reproduksi, letaknya di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing.
Kanker prostat adalah penyakit yang sering terjadi dengan gejala yang jarang muncul pada tahap awal.
Ini membuat kanker prostat sulit diketahui sampai tahap lanjut dengan kemungkinan hidup sangat rendah.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia, kanker ini terjadi saat terdapat pertumbuhan yang berlebihan dari kelenjar prostat.
Kanker jenis ini menempati urutan ke-2 terbanyak pada laki-laki di Indonesia.
Baca Juga : Dibelikan Handphone Berharga Fantastis, Nia Ramadhani Kesenengan Sampai Peluk Sang Mertua!
Ternyata, pria dengan postur tubuh tinggi alias jangkung lebih rentan terkena penyakit kanker prostat stadium lanjut.
Risiko penyakit fatal ini bertambah besar seiring dengan makin tinggi tubuh seorang pria.
Rudy Wowor memiliki tinggi tubuh 1,81 m, termasuk tinggi jika dibandingkan rata-rata tinggi pria di Indonesia pada umumnya.
Tanah kelahirannya, Belanda memang menjadi salah satu negara yang memiliki banyak pria bertubuh tinggi.
Menurut peneliti dari Inggris, setiap pertambahan 10 cm pada tinggi badan pria akan meningkatkan risiko terkena kanker prostat stadium lanjut sebesar 21 persen dan 17 persen kematian akibat penyakit ini.
Kaitan yang serupa juga terlihat pada ukuran lingkar pinggang dan kanker prostat yang agresif.
Meski demikian, tidak ada kaitan antara tinggi badan pada kanker prostat secara umum.
Kaitannya hanya terlihat pada kanker stadium lanjut dan mematikan.
Baca Juga : Lawan Perundungnya, Siswi Dipukuli Lalu Digantung di Pohon Hingga Tewas
"Hasil penemuan ini bisa memberi informasi tambahan mengenai mekanisme tersembunyi dari perkembangan kanker prostat, misalnya saja terkait dengan pertumbuhan dan nutrisi di usia awal kehidupan," kata Dr.Aurora Perez-Cornago dari Universitas Oxford.
Berat badan yang normal juga menguntungkan bagi kesehatan pria, termasuk penurunan risiko kanker prostat.
Pada pria yang menderita obesitas bisa terjadi perubahan kadar hormonal yang memicu kanker prostat yang agresif.
Demikian penemuan para ilmuwan dalam studi bertajuk European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition yang melibatkan 141.896 pria di 8 negara.
Tim peneliti menganalisis data dari 7.024 kanker prostat, baik yang stadium awal dan lanjut.
Kanker prostat ini cukup unik, pertumbuhannya bisa lambat seperti "kucing" atau ganas dan mematikan seperti "harimau".
Karena tidak mungkin mengubah tinggi badan, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat bisa menjadi langkah yang bijaksana dan efektif untuk mencegah kanker prostat.
Source | : | nakita,kompas |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR