Selain pasar budak, ISIS juga memaksa perempuan Yazidi untuk meninggalkan kepercayaan yang mereka anut.
Seperti ribuan gadis Yazidi lainnya, Nadia dipaksa menikah dengan seorang anggota ISIS, disiksa, dipaksa mengaplikasikan make-up hingga berpakaian ketat.
Tak tahan, Nadia melarikan diri dan berhasil selamat setelah mendapat bantuan dari sebuah keluarga Muslim asal Mosul.
Baca Juga : Selain Bella Saphira, 4 Artis Ini Menikah Dengan Anggota TNI dan Begini Hidupnya Sekarang!
Berbekal surat palsu, Nadia berhasil melintasi perbatasan dan masuk wilayah Kurdi, bergabung dengan pengungsi Yazidi lainnya.
Di pengungsian itu, Nadia baru tahu bahwa 6 saudara laki-lakinya dan ibunya tewas dibunuh ISIS.
Pada awal tahun 2015, Nadia pergi ke Jerman sebagai pengungsi.
Sedangkan pada November 201, satu tahun 3 bulan setelah ISIS datang ke desanya di Kocho, Nadia meninggalkan Jerman untuk pergi ke SwIss, berbicara dengan forum PBB mengenai isu-isu minoritas.
Baca Juga : Studi: Autisme Bisa Diprediksi Sejak Janin, Ini Penjelasannya
Di sana, ia menceritakan kisahnya, melihat anak-anak meninggal karena dehidrasi yang sudah melarikan diri dari ISIS, keluarga yang masih terdampar di gunung, hingga ribuan perempuan masih dalam 'penangkaran'.
Sejak saat itu, Nadia mendedikasikan dirinya untuk apa yang disebutnya sebagai 'perjuangan rakyat kami' dan menjadi aktivis antikekerasan terhadap perempuan.
Source | : | kompas,guardian |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR