Nakita.id - Kebanyakan bayi baru lahir mengalami kondisi ketidakteraturan kulit seperti bercak dan bintik-bintik merah.
Kondisi tersebut biasanya muncul setelah 2 hingga 3 minggu kelahiran, yang mana biasanya teradapat di hidung, dagu dan pipi atas.
Bercak atau bintik merah itu biasa dikenal dengan istilah milia, dan tenang saja Moms, karena kondisi ini tidak berbahaya.
Kondisi milia ini sering dialami bayi baru lahir.
Tidak hanya bayi baru lahir, orang dewasa pun sebagian besar mengalami kondisi milia.
Baca Juga : Andi Soraya Masukkan Seluruh Tubuh Bayinya yang Masih Berusia 7 Bulan ke Kolam Renang, Amankah?
Milia disebabkan ketika keratin atau protein yang ada di jaringan rambut dan kulit terperangkap di bawah permukaan kulit.
Akibatnya, muncullah tonjolan putih kecil yang disebut milium, dan sekelompok tonjolan itu disebut milia.
Meskipun milia tidak berbahaya dan tidak menyebabkan gatal, tapi milia bisa meradang ketika digosok.
Nah, apabila Si Kecil mengalami milia, Moms bisa coba menggunakan krim atau losion untuk menghilangkannya.
Baca Juga : Mengapa Bayi Menangis Saat Dilahirkan? Ini Salah Satu Penyebabnya
Namun sebenarnya milia dapat hilang dengan sendirinya, tapi milia juga bisa berkembang menjadi lebih banyak apabila Moms membuatnya iritasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal yang harus dihindari agar milia tidak berkembang lebih parah pada bayi baru lahir.
Yang pertama adalah disarankan untuk tidak menekan tonjolan/milia karena dapat menyebabkan jaringan parut.
Kemudian, tonjolan milia jangan dilap dengan kain kasar atau sejenisnya yang dapat mengiritasi dan memperparah tonjolan.
Baca Juga : Selamat! Artis Karina Salim Melahirkan Putri Pertama, Bayinya Lucu Seperti Boneka
Lalu, tonjolan milia tidak gatal atau menular, sehingga Moms tidak perlu memperlakukannya sebagai penyakit.
Dengan demikian, Moms jangan teralu panik ya jika timbul milia pada Si Kecil, serta yang harus Moms ingat, milia berbeda dengan jerawat bayi.
Source | : | boldsky.com |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR