"Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ponsel adalah sejenis gelombang microwave yang termasuk dalam jenis radiasi non-ionisasi dan levelnya tergolong rendah.
Dari puluhan kajian ilmiah yang telah dilakukan sampai sekarang ini belum terdapat bukti ilmiah yang kuat dan skala cakupan secara komprehensif berakibat serupa dengan efek pancaran radiasi gelombang elektromagnetik jenis ionisasi yang telah dinyatakan positif sebagai salah satu penyebab tumor otak atau kerusakan DNA pada sel jaringan tubuh manusia," jelas Herlina saat ditemui di Universitas Atma Jaya, Pluit Raya, Jakarta Utara, Jumat (8/7).
Herlina pun mencoba menjelaskan penelitian pertama hubungan antara penggunaan ponsel dan risiko penyakir tumor atau kanker yang dilakukan pada tahun 1992.
Baca Juga : Syarat Stimulasi Optimal, Kenali Dulu Perkembangan Motorik Si Bayi
"Ada seorang dokter David Reynard ahli neurologi, seorang ahli saraf, dia menggugat perusahaan ponsel karena sering menggunakan ponsel itu dan menyebabkan kanker di otaknya.
Pada saat itu dilakukan penelitian dan hasilnya tidak terbukti. Menurut saya mungkin juga saat itu kekurangan sample atau mungkin juga saat itu belum ada benar-benar teknologi yang menyakinkan bahwa penyebabnya adalah ponsel," jelasnya.
Penelitian tentang kedua hal ini pun terus berlanjut di tahun-tahun selanjutnya seperti tahun 1993, 1999, 2011, 2012, dan 2013.
Sayangnya di tahun-tahun tersebut, lagi-lagi belum ditemukan secara pasti hubungan antara penggunaan ponsel dan penyakit tumor atau kanker pada manusia.
Baca Juga : Yuk Moms, Kenali Tonggak Perkembangan Anak Berusia 3-4 Tahun
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Facebook,Cancerresearchuk.org,healthychildren.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR