Di tahun 2017, barulah ada penelitian dari Italia yang menemukan hubungan antara kedua hal tersebut.
Namun lagi-lagi penelitian tersebut tidak bisa digunakan sebagai patokan utama karena kualitas sample-nya yang kurang.
Untuk itu, Herlina menegaskan bahwa penggunaan gadget tidak bisa disebut sebagai pemicu utama tumor atau kanker pada manusia.
Sebab kanker dapat terjadi karena multifaktor, seperti gen, usia, jenis kelamin, gaya hidup, riwayat kesehatan dan lain sebagainya.
"Besarnya risiko setiap orang itu relatif karena memang tumor atau kanker otak itu multifaktor.
Jadi memang masyarakat masing-masing pribadi harus memproteksi diri sendiri, Ia harus bijaksana dalam menggunakan semua alat," tegas Herlina.
Baca Juga : Kenali Tanda-Tanda Endometritis, Infeksi Rahim yang Kerap Diabaikan Setelah Melahirkan
Penjelasan Herlina tersebut sejalan dengan rilis dari laman Cancerresearchuk.org.
Dimana Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) melihat semua penelitian belum memiliki bukti yang menyatakan secara pasti bahwa pemicu utama tumor atau kanker pada manusia.
Sebab radiasi elektromagnetik frekuensi radio yang mereka transmisikan dan terima dari gadget sangat lemah.
Radiasi ini tidak memiliki energi yang cukup untuk merusak tubuh manusia.
Baca Juga : Hati-hati, Susah Makan Bisa Jadi Gejala Gagal Jantung Bawaan Pada Anak
Meski begitu, para ahli dari organisasi kesehatan dunia (WHO) sangat menganjurkan agar pemakaian ponsel di kalangan usia anak-anak dibatasi sedemikian rupa atau dengan pemakaian 'hands free' atau 'screen time' guna untuk meminimalkan risiko buruk yang mungkin terjadi.
Adapun panduan screen time terbaru dari American Academy of Pediatrics (AAP) ialah sebagai berikut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Facebook,Cancerresearchuk.org,healthychildren.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR