Nakita.id - Apakah Moms akhir-akhir ini sering merasa kegerahan saat di dalam rumah?
Tidak sedikit masyarakat di pulau Jawa yang mengeluh dengan panasnya suhu serta teriknya matahari.
Padahal sekarang ini sudah memasuki bulan ke-10, Oktober, yang mana seharusnya sudah memasuki musim penghujan.
Baca Juga : Suhu Udara Terasa Semakin Panas, Waspadai Terjangkit Penyakit Ini
Tetapi tampaknya tahun ini sedikit berbeda yang justru musim panas terasa sangat lama.
Panasnya suhu di Jawa membuat banyak orang mempertanyakan alasannya.
Berdasarkan keterangan Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Djatmiko, suhu di kota-kota di Jawa saat ini berada dalam kisaran 34 hingga 37,5 derajat Celcius.
Suhu ini memang terlihat sangat panas, namun Hary mengatakan ini masih dalam tahap wajar, sebab negara kita termasuk dalam wilayah tropis.
"Masih dalam tataran normal," ujar Hary, melansir Kompas.com.
Hary menambahkan bahwa panas yang sekarang sedang dirasakan ini masih tergolong umum terjadi pada masa pancaroba.
Saat ini, kita tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumpulan awan hujan sedang aktif.
Posisi matahari pun tepat di wilayah bumi selatan yang sama artinya dengan sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.
"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indonesia. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," sambungnya.
Baca Juga : Suhu di Jawa Terasa Semakin Panas, Ternyata Hal Ini Penyebabnya!
Terlebih dengan kelembapan udara yang rendah, faktor lain yang berpengaruh terhadap naiknya suhu di Jawa.
Dengan naiknya suhu ini serta posisi matahari yang dekat dengan wilayah Indonesia tentu membuat sengatan matahari langsung mengenai kulit kita.
Padahal, terlalu lama di bawah sinar matahari bisa mengakibatkan kulit terbakar yang ditandai dengan ras perih, sensitif hingga panas.
Memang banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memulihkan rasa terbakar itu, seperti mandi dengan air dingin, menggunakan pelembap kulit serta hindari terkena sinar matahari untuk sementara waktu.
Meski kulit mudah pulih, ada beberapa hal yang seharusnya tidak kita lakukan agar peradangan pada kulit benar-benar sembuh.
1. Memakai pakaian ketat
Setelah kulit terbakar, biarkan lah kulit kita untuk 'bernapas' terlebih dahulu.
"Tubuh mencoba merespon trauma dengan meningkatkan aliran darah ke area yang terbakar untuk mempercepat pemulihan. Kondisi ini membuat area menjadi merah, hangat, dan ada peradangan. Memakai baju ketat akan memperbesar respon ini sehingga kulit semakin bengkak," kata Dr.Shereene Idriss, ahli dermatologi, melansir Kompas.com.
2. Memakai produk pewangi lidah buaya
Mungkin bagi Moms yang mempunyai produk pewangi lidah buaya akan merasakan betapa dinginnya produk itu ketika diaplikasikan ke tubuh, tapi jangan mencobanya ketika baru saja terbakar matahari.
Sebab, memakai produk kulit yang mengandung pewangi lidah buaya bisa menyebabkan iritasi bertambah parah.
Baca Juga : Musim Panas, Waspa Serangan Virus Spesilis Musim Kemarau Berikut Ini
Tanaman lidah buaya memang mengandung zat anti-peradangan dan berdampak baik bagi kulit setelah terbakar sinar ultraviolet sehingga, sebaiknya langsung pakai tanaman lidah buaya untuk mendinginkan kulit.
3. Tidak minum
"Saat kulit terbakar sinar UV, bukan hanya terasa sakit di permukaan tetapi juga cairan di kulit ikut terserap. Jadi, gantilah cadangan cairan itu dengan mengonsumsi banyak air selama beberapa hari setelah sunburn," kata Dr.Keith LeBlanc, ahli dermatologi.
4. Memakai makeup
Wajah yang terbakar sinar matahari memang akan terlihat 'buruk', namun jangan sekali-kali menutupinya dengan makeup.
Sebab hal itu justru bisa memunculkan infeksi atau reaksi alergi pada kulit.
Seperti sebelumnya, biarkan kulit kita bernapas dahulu.
5. Menggaruk kulit
Kulit yang terbakar terkadang memunculkan rasa gatal.
Padahal, saat ini terjadi, kulit sedang dalam proses pengelupasan.
Oleh karena itu, jangan ganggu proses tersebut dengan menggaruk atau menggosok kulit.
Hindari pula melakukan produk pengelupas kulit yang mengandung retinoid, asam salisilat, atau asam glikolik.
Biarkan kulit mengelupas secara alami, atau cukup oleskan produk pelembab kulit yang tidak mengandung pewangi atau zat-zat tambahan lain.
Baca Juga : Musimnya Selebriti Nikah! Sederet Artis yang Menikah Awal Tahun ini
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR