3. Suparni Yati
Lain dari Miftahul dan Debi, kali ini kisah menginspirasi datang dari Suparni Yati.
Peraih medali emas dalam cabang olahraga tolak peluru klasifikasi F20 atau keterbatasan intelektual ini merasa senang dan bangga karena hasil yang diraihnya.
Ia meraih medali emas dan memecahkan rekor Asia dengan tolakan peluru mencapai 11,03 meter.
Karena prestasinya, Suparni merasa bahwa keterbatasannya akan terus diasah dan tidak akan membuatnya berhenti berprestasi.
Perempuan kelahiran 1993 ini lahir sebagai penyandang tunagrahita. Ia terus berusaha dan juga berlatih sehingga mendapat prestasi terbaik.
Karena keberhasilannya, Suparni mempersembahkan bonusnya kepada sang ibu.
Ia berniat memberangkatkan ibunya untuk umroh, “Insya Allah, mamak lagi proses berangkat umroh. Saya juga berniat untuk berangkatkan ibu naik haji”.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu, Atlet Badminton Chou Tien Chen Turut Ungkapkan Belasungkawa dalam Bahasa Indonesia
Tak hanya itu, Suparni juga tengah mengurus hadiah dari Menpora 2017 lalu, yaitu masuk menjadi anggota PNS.
“Jadi sekarang mau urus syarat masuk PNS setelah pulang dari sini (Jakarta),” ujar Suparni.
Sudah berhasil mengharumkan nama keluarga dan bangsa, Suparni mengaku bahwa ia akan selalu berusaha lebih baik dan rendah hati.
Ia juga berharap dijauhkan dari kesombonggan dan ingin terus membanggakan ibu dan keluarga, serta bangsa dan agamanya.
4. Jendi Pangabean
Jadi sorotan karena memiliki tubuh atletis dan paras tampan, Jendi Pangabean juga disebut sebagai atlet yang membanggakan dan menginspirasi.
Jendi berhasil meraih medali emasi di nomor 100 meter gaya punggung putra S9, di Stadion Akuatik, kompleks GBK, Kamis (11/10/2018) lalu.
Ia mengaku berusaha memberikan yang terbaik sehingga hasilnya bisa memuaskan dan membawa Indonesia kembali meraih prestasi.
Bahkan ia menyebut bahwa raihan emasnya sudah menjadi targetnya sejak awal.
Karena keberhasilannya, ia mengucapkan terimakasih pada suporter yang disebut ikut andil dalam kemenangannya.
Ia mengatakan bahwa dukungan langsung para suporter menjadi semangat tersendiri bagi para atlet.
Baca Juga : Asian Para Games 2018 Sepi Peminat, Surya Sahetapy Ungkap Kesedihannya
Lebih lanjut, Jendi akan mempersembahkan kemenangannya untuk bangsa Indonesia.
Ia akan menyumbangkan bonusnya untuk masyarakat Donggala, yang (28/9/2018) lalu dilanda gempa.
Empat kisah berbeda dari para atlet tersebut menjadi bukti bahwa di tengah keterbatasan yang mereka miliki, mereka tak pernah putus asa.
Bahkan dengan keterbatasan yang mereka miliki, menjadi kelebihan mereka untuk menggali talenta dan meraih prestasi tertinggi, sehingga bisa membanggakan keluarga dan juga bangsa.
Penutupan upacara Asian Para Games 2018 berlangsung pada Sabtu (13/10/2018) pukul 19.00 WIB dan disiarkan dalam stasiun televisi TVRI dan Metro TV.
Bila upacara penutupan lalu, boyband grup asal Korea didatangkan, kali ini giliran girlband AOA datang meramaikan acara closing ceremony Asian Para Games 2018.
Para penonton terlihat memadati Stadion Madya, bahkan seperti yang ditulis Kompas.com, H-1 sebelum acara berlangsung, tiket sudah terjual habis.
Upacara penutupan dibuka dengan atraksi penampilan formasi oleh para polisi cilik yang tampil memukau, disusul penampilan-penampilan lain.
Muncul juga berbagai patung, mulai dari ABILITY, patung berbentuk komodo raksasa, hingga candi dan tempat ibadah.
Konsep upacara penutupan Asian Para Games 2018 ini adalah "We Are One Wonder" yang terinspirasi dari gabungan perjuangan atlet yang luar biasa, keajabian, kemenangan dan nomor satu.
Selain menampilkan AOA, hadir pula segenap musisi Tanah Air, Sheryl Shienafia yang berkolaborasi dengan claudya Fritsca, Rio Febrian, Judika, NETRAL dan masih banyak lagi.
Baca Juga : Kisah Perjuangan Suwarti Bersama Calon Bayi Menyumbang Emas Asian Para Games 2018
Acara penutupan ini juga memberi bentuk ucapan terima kasih setinggi-tingginya untuk para volunteer dengan memberi mereka karangan bunga melalui para atlet.
Tanpa volunteer, acara tak akan bisa berjalan dengan lancar.
Source | : | Kompas.com,asianparagames2018.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR