Nakita.id - Menurut Kementerian Pertanian pada tahun 2018, Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia dengan beragam sumber pangan bergizi.
Walau demikian, hal itu ternyata belum diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat yang bervariasi untuk pemenuhan gizi seimbang.
Akibatnya masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi, yang mana menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, disebabkan oleh kurangnya literasi.
Masyarakat masih banyak yang kurang mengolah informasi mengenai segala asupan yang dimakan setiap hari.
Baca Juga : Kurang Asupan Gizi Seimbang Membuat 1 dari 3 Anak Indonesia Alami Stunting
Padahal Pemerintah melalui Permenkes No. 41 tahun 2014 telah mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang serta Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang anjuran Angka Kecukupan Gizi Harian.
Maka dari itu, dibutuhkan literasi gizi yang baik agar seseorang paham dengan kandungan nilai gizi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
"Semakin meningkat literasi gizi maka akan semakin mengetahui angka kecukupan gizi. Kita harus melek gizi, harus meningkatkan literasi gizi," ujar Ahmad, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Namun mirisnya, berdasarkan fakta yang ditemukan, menunjukan tingkat literasi Indonesia secara umum masih memprihatinkan.
Baca Juga : Untuk Menekan Angka Stunting, Pemerintah Bersinergi Membuat Program Khusus
Data dari World's Most Literate Nations menempatkan tingkat literasi Indoensia berada di urutan kedua terbawah, yaitu peringkat 60 dari 61 negara di dunia.
Yang mana itu artinya kesadaran masyarakat untuk membaca, mencari tahu dan memahami informasi mengenai gizi masih sangat rendah.
Dampak dari rendahnya literasi gizi oleh masyarakat Indonesia, membuat Indonesia menjadi negara yang darurat stunting dan anemia.
"Dari 122 negara yang memiliki masalah stunting, salah satunya adalah Indonesia. Stunting bukan saja berakibat tubuh pendek pada anak, tapi juga memengaruhi IQ atau kecerdasan. Selain itu, untuk orang dewasa terdapat 22,7% mengalami anemia akibat kekurangan gizi," jelas Ahmad dalam talkshow 'FFI MilkVersation'.
Baca Juga : Stunting Menjadi Kondisi Darurat yang Dialami Anak Indonesia
Dengan demikian, saat ini masyarakat Indonesia diharapkan dapat melek literasi gizi agar dapat mendapat asupan gizi seimbang setiap harinya.
Pasalnya, asupan gizi seimbang sangat dibutuhkan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sehingga setiap makanan yang kita konsumsi setiap hari harus mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk tubuh.
"Penerapan gizi seimbang pun diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya. Sebab, jantungnya kesehatan adalah makan yang baik," kata Ahmad saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat (12/10/2018).
Baca Juga : Si Kecil Usia Sekolah Mengalami Pertumbuhan yang Melambat, Atasinya dengan Pemberian Gizi Seimbang
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR