Nakita.id - Hubungan seks atau berintim-intim dengan pasangan merupakan kegiatan yang disukai oleh suami istri.
Benar Moms, dan tepat kalau melakukannya secara rutin. Sebabnya, ada banyak manfaat dari hubungan seks, seperti mendapatkan keturunan, membuat bahagia, menghilangkan stres dan memperbaiki kualitas tidur.
Selain itu, melakukan hubungan seksual juga bisa menurunkan tekanan darah serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Akan tetapi, hubungan seks juga bisa menimbulkan rasa sakit, umumnya dialami oleh perempuan.
Baca Juga : Bukan Sekadar Tegang, Kenali Level Disfungsi Ereksi di Sini!
Dilansir dari laman WebMD, diperkirakan sekitar 20% perempuan menderita nyeri vagina saat hubungan seksual.
Apabila tidak diatasi dengan segera, berpotensi pada kondisi medis yang lebih bersiko dan menyebabkan gangguan kronis.
Namun, tak sedikit yang menganggap jika kondisi seperti itu hanyalah masalah sepele dan bukan penyakit yang berlebihan.
Nah, apabila Moms sering mengalami nyeri vagina ketika hubungan seks, bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal ini.
Baca Juga : Tak Boleh Sembarangan Menyembuhkan Disfungsi Ereksi, Ikuti 3 Tahap Ini
1. Gesekan akibat sanggama
Ketika perempuan melakukan hubungan seksual, pasti akan terangsang dan vagina mengalami pembengkakan, serta mengeluarkan pelumnas alami yang diproduksi oleh vagina.
Rangsangan, pembengkakan, dan pelumnas alami itu akan melindungi vagina dari rasa sakit selama hubungan seksual.
Tapi, apabila salah satu dari ketiga hal tersebut, atau semuanya itu tidak terjadi, maka akan membuat vagina menjadi kering dan rapuh, sehingga menyebabkan gesekan yang tidak nyaman.
Jika Moms mengalami masalah ini, mintalah saran dari pakar untuk mendiagnosis penyebab rasa sakit saat berhubungan seksual, dan bagaimana mengatasi vagina yang kering.
Baca Juga : Risiko Disfungsi Ereksi Pada Laki-laki Bisa Disebabkan Faktor Genetik
2. Penis pasangan yang besar
Prinsip bigger is better ternyata tidak selamanya berlaku. Contohnya, bila penis Dads terlalu besar, nyatanya berisiko membuat nyeri vagina saat hubungan seks, apalagi jika dilakukannya terlalu sering.
Oleh karena itu, sebaiknya Moms dan Dads cari bantuan dari terapis seks dan menemukan bagaimana menyesuaikan posisi dan irama seksual agar nyaman saat hubungan seksual.
3. Menopause
Ketika hormon estrogen berkurang, jaringan vulva vagina perempuan menjadi lebih tipis dan kurang terlumasi.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Kista Tak Hanya Mengenai Ovarium, Bisa di Payudara juga Persendian Bahkan Vagina
Maka dari itu, ketika perempuan menopause melakukan hubungan seks, rentan mengalami nyeri vagina.
Dengan demikian disarankan untuk mencari cara bagaimana untuk menggantikan hormon estrogen vagina, sehingga tidak akan sakit lagi ketika berhubungan seks.
Bisa juga menggunakan pelumas vagina sebelum melakukan hubungan intim.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Perokok di Indonesia Tertinggi di Asia Karena Harga Rokok Murah?
4. Vaginismus
Yaitu ketidakmampuan untuk ditembus atau kondisi vagina menolak untuk penetrasi.
Perempuan yang vaginismus akan kesakitan dan takut ketika ia melakukan hubungan seksual.
Selain bantuan medis, penderita vaginismus biasanya juga disarankan untuk melakukan konseling psikologis. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR