Tuba fallopi biasanya tertutup oleh jaringan parut atau adhesi (bekas luka) pelvis. Ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk:
- Penyakit radang panggul. Penyakit ini dapat menyebabkan jaringan parut atau hidrosalping.
- Endometriosis. Jaringan endometrium dapat menumpuk di tuba fallopi dan menyebabkan penyumbatan, atau jaringan endometrium di luar organ lain dapat menyebabkan perlengketan yang menghalangi tuba fallopi.
- Infeksi menular seksual tertentu. Chlamydia dan gonore dapat menyebabkan jaringan parut dan menyebabkan penyakit radang panggul.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Normalkah Bau Badan yang Menyengat? Begini Mengatasinya
- Kehamilan ektopik sebelumnya. Ini bisa melukai saluran tuba.
- Fibroid. Pertumbuhan ini dapat memblokir tuba fallopi, terutama di mana mereka menempel ke rahim.
- Operasi perut sebelumnya. Pembedahan sebelumnya, terutama pada tuba fallopi sendiri, dapat menyebabkan pelvis lengket yang menghalangi saluran.
Enam kondisi diatas dapat menyebabkan tersumbatnya saluran tuba fallopi.
Nyatanya, Moms tidak dapat mencegah banyak penyebab saluran tuba yang tersumbat, tetapi Moms dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual dengan mempraktekkan seks yang aman.
Baca Juga : Berita Kesehatan: 3 Penyakit Ibu Hamil yang Bisa Menular pada Janin!
Gejala tersumbatnya saluran tuba fallopi tidak seperti anovulasi, di mana siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menandakan adanya masalah.
Saluran tuba fallopi yang tersumbat jarang menimbulkan gejala, tapi dapat memengaruhi infertilitas pada perempuan, apalagi bila Moms sedang melakukan program hamil.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Healthline,momjunction |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR