Waktu itu, Bapak jadi guru SMEA di Lumajang. Di sela-sela waktunya, Bapak juga nyambi sebagai pemasok damen atau jerami ke pabrik kertas Leces.
Usaha Bapak semakin meningkat justru ketika Mama hamil aku.
Bahkan, ketika aku lahir, usaha Bapak semakin bagus. Kata orang, dari usaha damen tadi, Bapak menjadi salah seorang yang kaya raya di desa kami.
Itu sebabnya, sejak kecil aku gaya tenan lo (sungguh-sungguh bergaya, Red).
Bayangkan saja, aku selalu mendapat kualitas makanan yang bagus dari segi gizi.
Pokoknya, akulah yang paling disayang orangtuaku. Mungkin itu yang membuat pertumbuhan badanku lebih subur dibanding kakakku.
Mungkin karena merasa usahanya sudah lebih dari cukup, Bapak nekat melepas begitu saja profesi guru.
Menurut Bapak, pengusaha jerami lebih menjanjikan masa depan yang lebih cerah. Kelak Bapak menyesali tindakannya.
Sebab, menjelang aku dewasa, usaha Bapak mengalami penurunan.
Tahu sendiri, kan, yang namanya bisnis, kan, tidak selalu untung. Kalau saja Bapak tidak melepas profesi guru, bisa jadi hidupnya lebih tenang.
Source | : | intisari |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR