Nakita.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan cara baru untuk merasakan efek pemakaian narkotika oleh remaja.
Dilansir oleh Nakita.id dari laman Kompas.com, remaja berusia 13 - 16 tahun kedapatan menggunakan air rebusan pembalut sebagai pengganti konsumsi narkotika.
Insiden ini ditemukan di sejumlah daerah di Grobongan, Kudus, Pati, Rembang dan Semarang bagian timur.
Baca Juga : Pantas Digilai Orang Korea Selatan, Kimchi Punya 6 Manfaat Tak Terduga Ini!
Hal tersebut mereka lakukan untuk merasakan sensasi saat mengonsumsi narkotika.
Tindakan penyimpangan ini mereka lakukan lantaran air rebusan pembalut tersebut lebih murah dan mudah didapat dibanding membeli obat-oabatan terlarang.
Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, AKBP Suprinarto mengatakan, minum air pembalut menjadi salah satu alternatif remaja untuk mendapat efek seperti konsumsi narkotika.
Baca Juga : Informasi Kehamilan Sehat Bulan 4 : Rasakan Sensasi Gerakan Janin
"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum," kata Suprinarto.
BNN, sambung dia, belum bisa menindak kejadian ini karena tidak ada dasar hukumnya. Air rebusan dinilai belum termasuk dalam kategori zat-zat berbahaya atau terlarang.
Terlepas dari kasus tersebut, lantas bagaimana dampak mengonsumsi air rebusan pembalut bagi tubuh?
Baca Juga : Benjolan di Ketiak Selama Kehamilan, Apakah Berbahaya?
Dilansir dari Kompas.com, air rebusan pembalut ternyata berpotensi memunculkan bahaya bagi kesehatan tubuh.
Pasalnya, pembalut sendiri terbuat dari bahan-bahan yang tidak layak untuk dikonsumsi seperti pulp kertas, polimer (superabsorbent polymer/SAP), polyethylene, zat perekat (adhesive), dan klorin.
Klorin contohnya, senyawa tersebut bersifat korosif yang dapat menimbulkan iritasi kulit apabila terkena paparan secara langsung.
Senyawa kimia ini dapat mengikis organ dan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan pernapasan apabila dikonsumsi langsung.
Selain itu, bahan lain pembalut juga kemungkinan mengandung karsinogen yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker.
Senyawa kimia dalam pembalut juga mungkin dapat bereaksi dengan suhu panas ketika direbus dan berpotensi membahayakan kesehatan.
Baca Juga : Viral Lagu Thailand 'Kwik Kwik', Pelantun Lagu Curhat Soal Rasa Malu dan Hujatan Warganet!
Darah haid yang ikut dikonsumsi tersebut juga bisa menjadi racun karena mengandung banyak zat besi.
Tidak banyak yang tahu bahwa darah haid merupakan racun tubuh yang dikeluarkan untuk mencegah overdosis zat besi.
Kondisi overdosis zat besi tersebut juga disebut hematokromatis di mana dapat menyebabkan kerusakan hati, penumpukan cairan di paru-paru, dehidrasi, tekanan darah rendah dan gangguan syaraf.
Baca Juga : Dorce Gamalama Sudah Persiapkan Kematiannya, Minta Orang Jangan Bingung Mandikan Jenazahnya!
Selain itu, darah haid juga berpotensi sebagai media penyebaran penyakit.
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui darah misalnya hepatitis, HIV dan parvovirus B19.
Mengonsumsi sedikit memang tidak akan langsung berbahaya bagi tubuh, namun air rebusan pembalut akan meningkatkan risiko bahaya dalam tubuh apabila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,nakita.id |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR