nakita.id.- Terarah artinya ada rentang waktu dan frekuensi yang ditetapkan sesuai kemampuan di usia batita. Sedangkan yang dimaksud bergerak dengan tujuan adalah berolahraga untuk merangsang perkembangan fisik dan psikisnya secara menyeluruh. Selanjutnya, meski terarah dan bertujuan, orangtua harus paham, bentuk olahraga yang paling pas untuk usia batita adalah gerakan yang sesuai tahap kemampuannya, antara lain berjalan, berlari, memanjat, melompat, menendang, melempar-tangkap bola yang cukup besar, dan menggerakkan tangan. Inilah yang dimaksud gerakan atau olahraga terukur.
Baca juga: Anak Yang Tak Bisa Diam Umumnya Tergolong Body Smart
GEMBIRA, SEDERHANA, DAN TIDAK MEMAKSA
Peter Walker, pengarang buku Toddler Gym (Carrol&Brown Publisher, London, 2011) menuliskan dalam bukunya mengatakan, sekalipun olahraga adalah kebiasaan positif, di usia batita kegiatan ini belum boleh diarahkan untuk tujuan prestasi. Selain tentu saja karena tubuhnya belum siap, target prestasi berarti menafikan hakekat tumbuh-kembang anak usia dini, yaitu bebas melakukan eksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahu sambil mendapatkan kesenangan. Prinsip berolahraga di usia batita, kata Walker, adalah dilakukan dengan gembira (fun), gerakannya sederhana, dan tidak memaksa (harus dilakukan setiap hari dan ada target waktu).
Orangtua ingat saja pada tujuan utama berolahraga, yaitu melatih dan meningkatkan kemampuan motorik dasar seperti merangkak, berjalan, melompat, berlari, berguling, melempar, dan menendang. Oleh sebab itu, gerakan olahraga seharusnya mengacu pada keterampilan motorik dasar ini. Sebelum mengajak batita bermain olahraga tertentu, mulailah dengan perkenalan. Bila ia menunjukkan ketertarikan, boleh diperkenalkan untuk mulai melakukan kegiatannya. Jika sebaliknya, tak perlu diteruskan. tawarkan bentuk olahraga lainnya. Bila si batita sudah mampu melakukan semua gerakan inti (merangkak, berjalan, melompat, berlari, berguling, melempar, menendang, menangkap), variasikan gerakan-gerakan itu agar si batita tetap semangat berolahraga.
Baca juga: Anak Tak Bisa Diam Pertanda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi
Contoh-contoh olahraga yang fun misalnya menendang bola, melempar dan menangkap bola, melompat di trampolin, memanjat bangku pendek, berlari, berjalan, dan olahraga air seperti berenang di kolam dangkal (namun tetap dalam pengawasan orangtua)
Meski usia sama, belum tentu kemampuan tiap anak sama. Jadi berikan latihan-latihan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing anak. Latihan teratur juga bukan berarti harus memaksa si batita untuk berolahraga setiap hari. Yang diutamakan adalah rutinitas, seminggu 3 kali. Latihan harus terukur. Perhatikan kekuatan si batita.
Baca juga: Pola Belajar Kinestetik
Memasuki usia 3 tahun anak dapat diajak melakukan pemanasan dan pendinginan sejenak. Tujuannya adalah melemaskan otot, dari kepala hingga kaki. Bentuk pemanasan misalnya jalan di tempat lalu bentuk pendinginan melakukan perengangan sederhana.
Beri semangat dan pujian, ketika si kecil sedang melakukan suatu gerakan. Ini akan menambah kepercayaan dirinya dan meninggikan minatnya untuk membentuk kebiasan berolahraga. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR