Dr Sam Parnia dan timnya dari Sekolah Kedokteran Universitas Stony Brook di New York, memeriksa kesadaran setelah kematian dengan meneliti kasus-kasus serangan jantung di Eropa dan Amerika Serikat.
Dia mengatakan, penelitian menemukan bahwa orang sering berubah ketika mereka memiliki pengalaman "setelah kematian" dan menjadi lebih bersedia membantu orang lain.
"Hal ini (saat seorang pasien dinyatakan meninggal) semua didasarkan pada momen ketika jantung berhenti. Secara teknis, itulah cara Anda mendapatkan waktu kematian," ungkap Dr Parnia.
Baca Juga : Kriss Hatta Beberkan Kebangkrutannya Ketika Nikahi Hilda Vitria, Hingga Jual Mobil!
Namun dia mengklaim bahwa korteks otak, yang dikenal sebagai "bagian berpikir", juga melambat dan sel-sel otak masih bisa aktif berjam-jam setelah jantung berhenti.
Melakukan CPR pada seseorang yang jantungnya berhenti akan mengirim sekitar 50 persen dari darah yang dibutuhkan otak, yang menurut Dr. Parnia cukup untuk memualai fungsinya.
Source | : | intisari |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR