Ternyata hal ini dibenarkan oleh sang mantan tunangan Denny.
Dita mengakui bahwa kemungkinan ibunda Denny takut putranya diremehkan oleh keluarga Dita karena tidak berasal dari kalangan yang sama dengannya.
"Ibunya Denny sempat tak setuju.
Mungkin karena anak orang kaya biasanya kan ribet, mungkin juga takut Denny nanti diremehkan atau dibanding-bandingin," tutur Dita, melansir laman GridHot.
Baca Juga : Duh! Gara-gara Unggahan Kalimat Ini, Dita Soedarjo dan Denny Sumargo Batal Menikah?
Dita pun mengakui bahwa dirinya mengerti tentang kekhawatiran sang mantan calon mertuanya.
Bahkan ibunda Denny pernah berkata ingin mempunyai calon dari kalangan biasa.
"Ya aku paham sih, ngertilah sebagai ibu dan Denny anak satu-satunya pasti nggak mau anaknya dikira mau duitnya saja atau apa.
Ibunya sempat bilang lebih pingin Denny dapat wanita dari kalangan biasa gitu," kata Dita.
Lihat postingan ini di Instagram
Diketahui bahwa Dita merupakan seorang putri dari pengusaha dan seorang bos es krim.
Dita merupakan anak bungsu dari Soetikno Soedarjo dan Dian Muljadi.
Soetikno merupakan pemilik bisnis Häagen Dazs Indonesia.
Bisnis es krim yang berkembang pesat di Indonesia dan memiliki harga penjualan yang cukup tinggi.
Bahkan, Dita mendapat mandat untuk memegang salah satu bisnis dari Mugi Rekso Abadi (MRA) Group ini.
Baca Juga : Waspada, Ini 113 Daftar Kosmetik Ilegal yang Ditarik BPOM Karena Kandungan Berbahaya! Bisa Sebabkan Kanker
Putus dengan Dita, Denny Sumargo pun memberi sebuah pesan terakhir untuk sang mantan tunangan melalui sebuah unggahan di snapgramnya.
"Letter for you @ditasoedarjo. Menangislah sampai habis kesedihanmu, setelah itu bangkitlah dan kejar mimpimu, jangan biarkan benci dan kemarahan menguasaimu.
Jangan biarkan sedihmu menyakiti yang lain. Jangan menyalahkan dirimu, salahkan saya, karena saya lebih kuat dengan hinaan.
Cintailah Tuhanmu melebihi hatimu dengan segala isi pikiranmu, hatimu dan jiwamu dan perbuatlah apa yang dikatakan Tuhan.
Source | : | Instagram,Grid.ID,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR