TANYA:
Bu Mayke yang baik, saya (35) ibu dua anak lelaki (13 dan 7). Enam tahun lalu saya ditinggal pergi selamanya oleh suami. Setelah menjanda beberapa lama, saya kembali menjalin hubungan serius dengan seorang pria lajang yang seumur. Tampaknya hubungan kami akan mengarah ke pernikahan. Tapi meskipun sudah 2 tahun menjalin hubungan, saya bingung memperkenalkan kekasih pada anak. Pertama, saya tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya pada anak-anak. Kedua, saya khawatir perkembangan psikologi anak-anak saya bila ada ayah baru di rumah karena anak saya yang pertama sampai sekarang benar-benar merasa kehilangan ayahnya. Dirinya masih sering menangis kalau ingat ayahnya. Beberapa kali kalau saya secara berkelakar mengatakan ingin pacaran lagi, dia langsung ngambek dan langsung mengurung diri di kamar berjam-jam. Mohon saran Bu Mayke.
Reni – Surabaya
JAWAB:
Reni, yang sedang risau. Mengingat kedua putra sudah berusia remaja dan usia sekolah, mereka bisa diajak berdiskusi. Anda harus memberanikan diri berterus terang pada mereka, paparkan fakta bahwa Anda sudah sekian tahun hidup menjanda dan kini membutuhkan pendamping pria dalam menjalani hidup dan membesarkan mereka. Anda perlu teman diskusi dan dukungan dari pria dewasa yang Anda cintai dalam menjalani sisa hidup ini. Berikan pertimbangan yang sangat masuk akal mengapa ingin menikah kembali. Sebaiknya bicarakan secara serius dan bukan dengan berkelakar, sebab anak-anak hanya menganggap angan-angan Anda hanya untuk menggoda mereka.
Tahap pertama, lakukan pembicaraan bertiga. Setelah itu, lakukan pembicaraan secara khusus dengan anak sulung dan anak bungsu secara terpisah, dengan harapan mereka bisa menyampaikan apa harapan dan keinginan mereka secara pribadi.
Agar mereka bisa menerima pacar Anda, perlu memperkenalkannya terlebih dahulu, dan bagaimana tanggapan anak, sangat bergantung pada kepribadian pacar Anda dan kepribadian anak. Seorang calon ayah sambung mempunyai tantangan berat untuk bisa masuk dan diterima dalam kehidupan calon anak-anaknya, apalagi sudah ada anak remaja yang sangat mencintai ayah kandungnya. Sejauh mana pacar bisa menjadi teman bagi anak-anak dan menggantikan figur ayah mereka.
Terlepas apakah anak-anak merasa cocok dengan pacar anda, Anda perlu secara jujur menilai bagaimana karakter pacar, apakah banyak sisi positifnya ataukah tidak? Apa latar belakang dari motivasinya untuk menikahi Anda, serta bagaimana latar belakang keluarganya. Sebab mau tidak mau, bibit bebet bobot akan berbicara banyak terhadap karakter seseorang. Oleh karena itu, carilah informasi sebanyak mungkin dari orang-orang yang mengetahui kehidupan pacar Anda.
Apabila ingin anak-anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, maka pertimbangkan matang-matang rencana untuk menikah dengan pria mana pun juga. Maaf sekali, jangan sampai mengorbankan kepentingan dan masa depan mereka demi kepentingan pribadi Anda sendiri. Karena itu, carilah pasangan dan carilah cara agar hubungan yang terjalin antara calon suami dan anak-anak akan berlangsung dengan langgeng. Kalau perlu, lakukan konsultasi dengan psikolog keluarga/ahli perkawinan. Semoga Reni bisa menemukan cara sehingga pacar Anda dan anak-anak bisa menemukan kecocokan satu sama lain, dengan syarat, pacar Anda mempunyai latar belakang kehidupan yang baik, karakter yang kuat, dan motivasi yang positif untuk menikahi Anda.
Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI.
Play Therapist dan Psikolog
KOMENTAR