Nakita.id - Insiden kecelakaan mobil tragis model cantik bernama Rini Puspitawati (26) akhir-akhir ini tengah ramai diperbincangkan publik.
Setelah satu minggu berada di rumah sakit, perempuan yang diketahui mengendarai mobil Honda CR-V bersama Ragil Supriyanto, suami orang lain itu meninggal dunia pada Sabtu (20/10) kemarin di rumah sakit dr. Soedono, Madiun.
Seperti yang sudah dikabarkan sebelumnya, mobil yang dikemudikan Rini itu terbang hingga masuk ke jurang sejauh 200 meter dekat Telaga Sarangan, Magetan pada Sabtu (13/10) lalu.
Baca Juga : Model Pengendara CR-V Bersama Suami Orang Sempat Koma Sebelum Meninggal, Ini yang Dirasakan Tubuh Saat Koma!
Setelah diperiksa, polisi menduga penyebab kecelakaan maut itu adalah sandal high heels yang dikenakan oleh Rini.
Hal ini berdasarkan high heels yang masih melekat di kaki korban ketika dievakuasi.
Insiden ini berawal dari mobil yang dikendarai oleh Rini melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Telaga Sarangan menuju Magetan.
Dilaporkan mobil itu terguling hingga empat kali, sebelum akhirnya ringsek di salah satu kebun sayur milik warga.
Pemakaian high heels saat berkendara memang dianggap berbahaya.
Sebab saat memakai heels dan ingin melepas gas, pedal gas justru bisa saja tertahan oleh heels.
"Mengemudi dengan memakai heels sangat tidak aman karena saat ingin melepas gas, maka pedal gas akan tertahan oleh heels," tutur Instruktur mengemudi Defensive Indonesia, Erreza Hardian K.J.
Meski dianggap berbahaya, ternyata ada pemakaian alas kaki yang dianggap lebih berbahaya, yaitu sandal jepit.
Menurut mantan polisi sekaligus pakar keamanan lalu lintas dan kecelakaan tersertifikasi, John E. Langan, mengatakan bahwa pengendara yang memakai sandal jepit justru bisa menginjak dua pedal gas sekaligus, akibat dari licin dan tidak kokohnya sandal itu.
Sandal jepit berpotensi terselip bahkan tersangkut pada pedal.
"Mengemudi sebenarnya adalah salah satu aktivitas paling berbahaya yang pernah dilakukan rata-rata orang dalam hidupnya. Karena itu, kenapa malah membuatnya lebih berbahaya lagi dengan menggunakan alas kaki yang tidak tepat?" tutur John, melansir Kompas.com via laman Reader's Digest.
Manajer program training mengendara di kantor nasional AAA, William Van Tassel bahkan mengatakan bahwa berkendara tanpa alas kaki masih lebih baik daripada menggunakan sandal jepit.
Sementara itu, pihak pemerintah melalui Drive & Vehicle Standards Agency (DVSA) menyarankan, alas kaki yang nyaman dan tepat sangat penting bagi pengendara, meski tidak ada regulasi khusus pelarangan mengenakan sandal jepit saat berkendara di Inggris.
"Kami tidak merekomendasikan berkendara telanjang kaki karena kamu tidak akan mendapatkan tekanan pedal yang responsif, berbeda dengan jika menggunakan sepatu," demikian disampaikan DVSA.
Di sisi lain, menurut laporan dari Advocate Health Care, terdapat temuan mengerikan di balik penggunan sandal jepit saat berkendara.
Baca Juga : Efek Buruk High Heels Untuk Ibu Hamil
Hasil polling yang dilakukan perusahaan asuransi Sheila's Wheels, ditemukan bahwa alas kaki yang terlalu tipis menyebabkan terjadinya rata-rata 1,4 juta potensi kecelakaan dalam setiap tahunnya.
Sheila's Wheels berharap semua pihak menganggap hasil riset tersebut sebagai potensi yang serius.
Mereka mengatakan bahwa berkendara dengan sandal jepit bahkan lebih berbahaya daripada menggunakan sepatu high heels.
Dibandingkan dengan sepatu tumit tinggi, penggunaan sandal jepit membutuhkan upaya lebih dalam segi kecepatan respons dalam memindahkan kaki dari satu pedal ke pedal lainnya.
Sepertiga dari 1.055 pengendara yang disurvei menyebutkan bahwa mereka menggunakan sandal jepit saat berkendara.
Sekitar 27 persen dari mereka setuju bahwa mengenakan sandal jepit kadang membawa ketidakberuntungan dalam berkendara, bahkan memiliki risiko kecelakaan.
Baca Juga : Cantik Serta Elegan, Heels Bertabur Glitter Ini Tak Boleh Dipakai Tapi Bisa Dimakan! Kok Bisa?
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR