Nakita.id – Usia kehamilan berhubungan dengan kesuburan seseorang. Maka, usia juga berpengaruh kepada seberapa besar peluang Ibu untuk hamil. Beberapa banyak yang menyetujui bahwa hamil di usia 20-an memang baik untuk Ibu. Namun, ada yang perlu diperhatikan oleh Ibu saat hamil di usia ini. Berikut plus-minus hamil pada usia 20-an.
Baca juga: 5 faktor yang pengaruhi kesuburan wanita
Untung
National Institute of Environmental Health Sciences mengungkapkan riset yang mereka lakukan. Hasilnya, puncak kesuburan memang terjadi di awal usia 20-an. Secara perlahan kesuburan perempuan akan menurun menjelang usia 27 tahun dan semakin menurun ketika memasuki usia 35 tahun. Risiko keguguran di usia 20-an juga jauh lebih rendah. Pada usia 20-an risiko keguguran mencapai 10% dan meningkat 2% pada awal usia 30-an.
Selain itu, Ibu juga memiliki risiko komplikasi kesehatan yang rendah pada usia 20-an seperti tekanan darah tinggi dan diabetes kehamilan. Ibu hamil pada usia 20-an juga memiliki risiko lebih kecil untuk melahirkan bayi prematur atau berat badan lahir rendah. Judith Albert, salah seorang spesialis reproduksi di Fertility Center Pittsburgh juga menyoroti kondisi Ibu pasca melahirkan pada usia 20-an.
Baca juga: Makanan untuk tingkatkan kesuburan wanita
“Ibu usia 20 tahun memiliki ketahanan lebih besar untuk tidur dengan waktu yang tidak menentu saat ada bayi dan masih punya tenaga keesokan harinya untuk merawat dan beraktivitas dengan bayi,” ujarnya. Tak hanya masalah fisik, yang mengejutkan, pernikahan di usia ini ternyata membuat beberapa pasangan merasa lebih mudah melewati transisi menjadi orangtua. “Pasangan muda lebih fleksibel menerima transisi menjadi orangtua, karena mereka cenderung lebih mudah bekerja sama menyelesaikan masalah,” ujar Susan Heitler, psikolog keluarga di Colorado.
Baca juga: Kebiasaan yang meningkatkan kesuburan secara alami
Rugi
Meski pasangan muda cenderung melakukan segala sesuatu dengan fleksibel dan bahagia, kurangnya pengalaman dan waktu untuk belajar terkadang menimbulkan stres yang tak dapat dihindari. “Sebagian pasangan memang merasa tidak siap dan stres menghadapi tugas untuk mengasuh bayi. Apalagi jika orang-orang di sekelilingnya atau sebayanya tidak melakukan hal yang sama,” ujar psikolog, Soshana S. Bennet, PhD, penulis buku Postpartum Depression for Dummies.
Bennet juga menambahkan, ibu muda di usia ini rata-rata belum memiliki kesempatan berkarier cukup lama di tempat mereka bekerja. Artinya, ia masih belum memiliki kemampuan finansial yang baik. “Ada kebingungan pada ibu di usia ini, karena mereka memiliki dorongan untuk menapaki karier hingga mendapatkan penghasilan yang lebih baik, tetapi di sisi lain harus mengasuh anak,” tambahnya.
Itulah beberapa keuntungan dan kerugian jika Ibu hamil dan punya anak di usia 20-an. Jika memang sudah terjadi, siasati dengan solusi terbaik sesuai kondisi dan situasi saat ini dan nanti.