Nakita.id - Si kecil yang biasa bersemangat untuk pergi sekolah tiba-tiba berkata ingin di rumah saja hari ini?
Coba cari tahu apa sebenarnya yang menyebabkan anak mogok pergi sekolah, apalagi jika dia sampai mengambek atau malah mengamuk. Hal ini mungkin terjadi karena si kecil sempat harus istirahat di rumah selama seminggu karena sakit, lalu selama itu dia selalu mendapat perhatian dari Mama dan bebas menonton teve selama yang ia suka. Jadi begitu harus kembali ke sekolah, ia pun berpikir bahwa lebih enak terus berada di rumah daripada harus belajar!
Berusaha tidak pergi sekolah dengan pura-pura sakit, menangis, dan tidak mau berpisah dengan Mama, atau tidak mau pakai seragam, adalah strategi yang sering digunakan oleh anak-anak. Kejadian seperti ini dapat menghambat perkembangan kemandirian anak, namun perlu disikapi oleh Mama sebagai tanda adanya masalah emosional pada anak. Apa pun penyebabnya, coba atasi anak mogok sekolah dengan cara-cara berikut ini:
1. Kenali Ketakutannya Saat memasuki usia prasekolah, secara alami di dalam diri anak mulai terbentuk rasa cemas atau takut. Anak mulai memahami bahwa kejadian buruk bisa menimpa siapa saja, termasuk dirinya. Meski selama ini ia hidup di keluarga yang bahagia, anak tetap dapat merasa takut akan hal-hal di luar kendalinya, seperti kematian, kecelakaan, atau kehilangan orangtua. Apalagi kalau saat ini sedang beredar berita seperti itu di luar sana. Otomatis ia akan takut hal buruk itu dapat menimpanya.
Anak pada tahapan usia ini mulai menikmati kemandiriannya, namun juga khawatir bahwa kemandirian itu akan berdampak buruk terhadapnya. Tidak ada yang bisa Mama lakukan selain mengikuti aturan. Jika hari itu memang waktunya sekolah, bujuk dia untuk tetap datang ke sekolah. Ini jelas akan butuh lebih banyak energi dan usaha, ketimbang menyerah dan membiarkannya tetap di rumah. Tapi, dengan begini Mama secara tidak langsung mengajarinya untuk menghadapi rasa takutnya.
2. Boleh Tidak Sekolah, Tapi… Kalau anak mengeluh tidak enak badan dan bilang tidak mau sekolah, periksalah apa dia benar-benar sakit. Bila tidak ada tanda-tanda sakit, cobalah ajak dia ke sekolah dan katakan, “Kalau nanti masih sakit, kamu boleh pulang lebih cepat.” Tapi jika pada akhirnya anak ternyata diperbolehkan tinggal di rumah, jangan biarkan dia mendapatkan apa yang diinginkan: bebas nonton teve atau bermain seharian. Begitu dia mengerti kalau izin sakit itu bukan berarti boleh sesuka hati, anak Mama akan dengan senang hati kembali sekolah esok hari.
3. Cari Tahu Apa Anak Punya Masalah di Sekolah Terkadang anak mengalami masalah di sekolah tetapi tidak bisa menjelaskannya pada Mama. Cobalah ajak dia bicara panjang lebar. Misalnya, sewaktu anak tidak mau sekolah karena mengaku sakit perut, coba pancing dia dengan bilang, “O ya, kadang Mama juga sakit perut kalau sepertinya sudah mau terlambat ke sekolah. Tapi kalau sampai di sekolah tidak terlambat, perutnya tidak sakit. Kalau kamu, apa yang bikin sakit perut?” Bisa saja si kecil lantas bercerita kalau ada satu anak di kelasnya yang bersikap tidak baik terhadapnya.
Begitu Mama sudah mengetahui duduk permasalahannya, segera temui guru kelasnya. Apalagi jika masalahnya sudah berkaitan dengan perundungan (bullying). Seringkali, dengan adanya perhatian ekstra dari gurunya, seperti masuk kelas lebih cepat supaya bisa bicara dengan anak, dapat membantu menyelesaikan masalah.
4. Pahami Jika Masalahnya Lebih Kompleks Bila Mama mulai cemas karena anak terus mogok sekolah, selalu menangis tanpa henti dan menunjukkan gejala kecemasan yang serius seperti bermimpi buruk atau dihantui ketakutan akan ditinggal sendiri di sekolah, segera bertindak. Berkonsultasilah dengan dokter anak untuk mendapat rujukan spesialis yang bisa membantu mengatasi masalah gangguan kecemasan pada anak.