Nakita.id – Napas berat atau terlihat tersengal-sengal sebenarnya menjadi hal yang normal terjadi pada bayi. Menurut dr. Rifan Fauzie, SpA seperti yang dimuat dalam tabloid Nakita Edisi 867, napas bayi bisa saja tersengal-sengal tanpa perlu dianggap sebagai tanda bahaya. “Bisa saja frekuensi napasnya menjadi lebih cepat lantaran ia habis menangis hebat, banyak bermain, atau tertawa terkekeh sehingga tenaganya sedikit terkuras dan membuatnya jadi tersenengal-sengal,” tambahnya.
Baca juga: Napas bayi tersengal-sengal, waspadai pneumonia
Namun, Ibu perlu mewaspadai jika napas tersengal-sengal atau berat tidak kunjung membaiki dengan cepat. Inilah yang harus diwaspadai:
- Bayi yang bernapas lebih dari 60 kali per menit harus diwaspadai sebagai tanda adanya masalah pada saluran pernapasan.
- Saat si kecil tidur napasnya masih terlihat tersengal-sengal. Selain itu perhatikan apakah ada dengusan di setiap akhir embusan napasnya.
- Masalah pernapasan juga bisa ditandai dengan bayi yang terlihat sangat berusaha saat bernapas. Bayi yang terlihat selalu melebarkan lubang hidung berarti sedang menunjukkan usaha untuk berpanas.
- Usaha bayi untuk bernapas juga ditunjukkan dengan otot di daerah dada dan leher yang bergerak naik turun lebih keras dari biasanya. Tanda kebiruan di daerah dahi, hidung dan bibir akan muncul sebagai tanda bahwa darah tidak menerima cukup oksigen dari paru-parunya.
Baca juga: Napas bayi berbunyi, normalkah?
Beberapa penyakit pernapasan seperti pneumonia bisa saja terjadi pada bayi. Maka, ketika bayi menunjukkan tanda-tanda di atas sebaiknya segera dapatkan penanganan dokter untuknya. Ibu juga perlu paham bahwa ada faktor-faktor yang meningkatkan risiko masalah pada pernapasan bayi. Bayi yang kurang mendapatkan gizi memiliki sistem imun yang rendah sehingga mudah terserang virus, bakteri, dan bibit penyakit lainnya. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan juga berbahaya dan patut diwaspadai.
Baca juga: Napas bayi grok-grok
Imunisasi juga jadi faktor penting dalam pencegahan masalah pernapasan. Imunisasi dapat membantu bayi meningkatkan kekebalan tubuh. Lingkungan bayi juga sangat berpengaruh pada kesehatan bayi khususnya sistem pernapsan. Kondisi rumah yang terlalu sumpek dengan aliran udara buruk akan memudahkan terjadinya penularan penyakit.
Terlebih lagi, kekebalan tubuh bayi masih sangat rapuh, sehingga imunisasi sangat membantu. Selain itu, bayi yang tinggal di tengah perokok juga perlu diwaspadai, karena asap rokok dapat membuat dinding pernapasan bayi teriritasi dan meningkatkan risiko masuknya kuman penyebab infeksi.