Ajarkan Anak Berkompetisi dengan Sehat Agar Anak Tidak Mudah Menyerah

By Deonisia Arlinta, Rabu, 1 Maret 2017 | 05:30 WIB
Berkompetisi juga mengajarkan anak untuk mengatur strategi untuk menang. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Mengajak anak memberanikan diri untuk mengikuti berbagai perlombaan memang baik untuk melatih mentalnya dalam berkompetisi. Hal ini wajar karena ketika dewasa nanti anak akan hidup dalam dunia yang kompetitif. Sebagai orangtua, Mama juga harus mengajarkan anak untuk bisa berkompetisi dengan sehat, baik secara perseorangan maupun tim. Jika dilakukan secara sehat, kompetisi yang dilakukan bersama tim akan memberi manfaat lebih baik daripada jika anak melakukan perlombaan secara perseorangan.

Baca: 4 Manfaat Berkompetisi yang Bakal Jadi Modal Anak untuk Sukses Kelak

Memang, Mama perlu mewaspadai jika kompetisi itu menimbulkan tekanan pada anak.

"Rasa dibanding-bandingkan, dorongan untuk tidak mengecewakan rekan satu timnya, itu masih dimanifestasikan sebagai tekanan. Anak memang tidak bisa lepas dari tekanan, tapi sisi baiknya, tekanan itu ada pasang-surutnya kok," kata Po Bronson, penulis buku Top Dog: The Science of Winning and Losing.

Tekanan yang memiliki titik akhir adalah elemen penting dalam kompetisi yang sehat. Dalam pertandingan yang terbatas, kita bersaing dan kemudian membiarkannya berlalu. Kemudian kita beristirahat dan memulihkan diri. "Itulah yang sangat penting bagi anak. Yang tidak sehat itu kalau tekanannya terus-menerus," tambahnya.

Baca: 7 Panduan Saat Mengajarkan Anak Bersaing

Nah, agar anak bisa berkompetisi dengan sehat, ini yang perlu Mama lakukan:

Jangan membanding-bandingkan! Mama harus menghindari untuk membanding-bandingkan anak dengan orang lain, meskipun itu kakak atau adiknya sendiri. Hindari pula menggunakan kata-kata yang sensitif, seperti: “Tuh, lihat dia berani maju ke depan, kamu juga harus bisa tampil bagus seperti dia.” Ungkapan seperti itu justru akan membuatnya merasa minder. Bukan tak mungkin pula, anak menjadi tidak menyukai orang yang Mama bandingkan dengannya tersebut.

Kemenangan bukan fokus utama Juara dan menang adalah bonus dari proses yang dilakukan. Jadi, sebaiknya jangan mengharuskan anak untuk menang ketika berkompetisi. Menjadikan kemenangan sebagai fokus utama akan membuat anak merasa terbebani. Sebaiknya, tanamkan pada diri anak untuk bisa menampilkan yang terbaik dari dalam dirinya dan sesuai dengan kemampuannya. Kemenangan adalah bagaimana anak bisa melawan rasa takut pada dirinya sendiri.

Baca: Manfaat Mengajarkan Menerima Kekalahan Pada Si Kecil

Latih anak untuk bisa menerima kekalahan Ini juga bagian penting saat mengajarkan anak berkompetisi secara sehat. Mama perlu mengatakan ke si kecil bahwa kompetisi atau perlombaan adalah ajang untuk melatih kepercayaan diri dan bukan untuk menjadi juara. Saat anak menampilkan kemampuannya, Mama juga tidak boleh lupa untuk selalu memberikan pujian untuk anak atas segala usaha dan persiapan yang sudah ia lakukan dengan sangat baik.

Bangun motivasi dengan cara yang positif! Kebiasaan ini pasti secara tidak sadar sering Mama lakukan: membandingkan dan mengkritik peserta lain. Nah, daripada melakukan hal semacam itu lebih baik Mama terus memberikan semangat pada anak dengan mengatakan, “Ayo Nak, kamu pasti bisa!” Cara ini akan mengajarkan anak untuk lebih fokus ke dirinya sendiri, bukan pada orang lain. Selain itu, anak akan lebih merasa bersemangat serta lebih dihargai oleh Mama dan orang-orang terdekatnya.

Baca: Mengatasi Anak yang Suka Tak Mau Kalah

Ajarkan untuk menyiapkan diri dengan baik Persiapan yang baik adalah modal utama yang harus dilakukan ketika berkompetisi. Misalnya, saat mengikuti lomba menggambar dan mewarnai, ajak anak untuk menyiapkan alat gambar yang dibutuhkan, serta ajarkan untuk merawat perlengkapan yang dimilikinya. Latihan menggambar secara intens juga perlu Mama lakukan pada anak untuk membuatnya lebih siap saat mengikuti lomba nanti.

Mengajarkan anak berkompetisi secara sehat akan membuat anak lebih berani mengambil risiko dan tidak mudah menyerah. Anak juga jadi lebih sportif dan tidak mudah larut dalam kekecewaan. Karena itu, jangan ragu lagi untuk mengajak anak lebih rajin berkompetisi ya, Mam.