Benarkah Anak Memang Punya Naluri untuk Berbohong?

By Irene Harris, Jumat, 17 Maret 2017 | 06:30 WIB
Untuk membentuk perilaku jujur pada anak, mulailah dari Mama sendiri. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Percayakah ibu bahwa anak-anak memang punya naluri untuk berbohong? Ada juga yang bilang, berbohong itu menandakan anak sebenarnya cerdas.

"Kalau dilihat, anak yang berbohong itu memiliki kemampuan sosial, intelektual dan emosional yang lebih," kata psikolog Lawrence Kutner, PhD. Alasan anak berbohong bisa bermacam-macam. Biasanya karena bohong dianggap sebagai solusi paling efektif untuk menyelesaikan masalah.

"Sejalan dengan pertambahan usia, anak mulai memahami dampak dari berbohong dan mulai mengembangkan empatinya. Jadi, ia akan semakin jarang berbohong," kata psikolog yang juga c

Anak berbohong juga bisa karena takut dihukum. Hasil penelitian yang dilakukan di Kanada memperlihatkan, anak-anak yang tinggal di lingkungan yang menerapkan disiplin tinggi disertai hukuman biasanya lebih sering dan mahir berbohong, dibandingkan anak-anak lain.

Kutner menambahkan bahwa ketika anak-anak tidak punya alternatif selain berbohong, mereka pun akan berbohong. "Intinya, berbohong itu adalah cara anak beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi," katanya.

Pola pengasuhan orangtua yang cenderung otoriter biasanya bisa membentuk anak terbiasa berbohong. Namun, sikap yang serupa tidak akan bisa membuat anak berhenti berbohong.

"Jika anak Ibu sering berbohong dan mulai merugikan diri sendiri dengan kebiasaannya itu, tidak ada gunanya bersikap seperti polisi yang siap menangkap saat anak berbohong. Bantulah dia untuk mengatasi hal-hal yang jadi penyebab kenapa anak berbohong," kata Kutner.

Menegur anak karena sering berbohong boleh saja dilakukan, tetapi sebaiknya tidak perlu disertai dengan memberikan hukuman, lanjut Kutner.

"Ajari anak, apa alternatif yang bisa dilakukan selain berbohong. Hindari berfokus menuduhnya sebagai tukang bohong, namun cari tahu akar permasalahan kenapa anak berbohong dan temukan solusi  yang mungkin tidak terpikirkan oleh anak karena dia memang masih anak-anak,' tambah Kutner lagi.