Bayi Tertukar di Rumah Sakit, Lakukan 6 Langkah Ini untuk Mencegahnya!

By Avrizella Quenda, Selasa, 28 Maret 2017 | 02:15 WIB
Seberapa Sering Bayi Bisa Tertukar di Rumah Sakit? (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Melahirkan di rumah sakit tidak sepenuhnya menjamin keamanan untuk Ibu dan bayi. Pasalnya, bisa saja bayi baru lahir tertukar di rumah sakit karena kelalaian dan kesalahan yang dilakukan petugas di sana.

Salah satu contoh kasus, pada bulan Desember 2016 lalu, Tammy Van Dyke, seorang ibu dari Minnesota, menggugat sebuah rumah sakit karena anaknya yang lahir di tahun 2012 tertukar dengan bayi orang lain ketika menjadi pasien di Rumah Sakit Abbott Northwestern. Anak kandung Tammy malah diberikan kepada ibu lain yang baru saja melahirkan anak kembar dan tidak melihat bahwa bayi laki-laki yang telah diberikan padanya bukanlah anak kandung sebenarnya.

Hal serupa juga terjadi di RSUD Banten pada Desember 2016. Dilansir oleh merdeka.com (14/12),  pria bernama Endang Sujana mengamuk di hadapan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, setelah melihat bayi yang disusui oleh istrinya berjenis kelamin perempuan. Sebelumnya bayi yang dilahirkan pada Selasa (13/12) sekitar pukul 04.00 WIB, diketahui berjenis kelamin laki-laki.

Baca juga : Mama, Dampingi Perawatan Bayi Kuning di Rumah Sakit

Tentu kasus-kasus seperti itu membuat para orangtua khawatir hal ini bisa saja terjadi pada kita. Menanggapi hal ini, ada pertanyaan yang mengarah tentang seberapa sering bayi tertukar di rumah sakit. Apa yang dapat seorang ibu lakukan untuk menjaga bayi tetap aman selama dirawat di ruang terpisah?

Keselamatan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit

Sejatinya, rumah sakit melakukan perawatan dan menjaga keamanan  bayi baru lahir dengan sangat serius. Sebagian besar unit yang memiliki ruang bayi, termasuk ruang persalinan dan NICU (neonatal intensive care unit) merupakan unit terkunci, yang berarti tidak bisa dimasuki oleh selain petugas.

Seorang anggota keluarga yang hendak mengunjungi Ibu setelah melahirkan, misalnya, mungkin bisa masuk ke lantai khusus ibu dan bayi, tapi tidak dapat meninggalkan lantai tersebut tanpa pengawasan staf perawat atau satuan keamanan. Jadi, bersikaplah maklum jika petugas rumah sakit melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada pengunjung yang membawa bayi keluar ruangan.

Di rumah sakit, keselamatan bayi dijaga dengan cara menerapkan beberapa jenis aturan demi mencegah tertukarnya bayi. Salah satunya, harus mengikuti sistem identifikasi berkas-berkas yang memuat data ibu dan bayi baru lahir.

Baca juga : 5 Rumah Sakit Penyedia Program Bayi Tabung Murah

Setiap kali seorang perawat meninggalkan ruangan dengan membawa bayi, ia harus terlebih dahulu memverifikasi dengan data yang cocok. Setelah kembali lagi membawa bayi, proses ini diulang untuk memastikan bahwa bayi yang sama akan diberikan kepada orangtuanya. Scanning terhadap kode angka di gelang peneng bayi dan ibu juga digunakan di beberapa rumah sakit untuk memverifikasi kecocokan data.

Meskipun sistem sudah berjalan, kesalahan masih bisa terjadi. Keterangan pada gelang tangan atau kaki bayi baru lahir dapat dilepas atau diganti dengan mudah. Jika, staf perawat  lalai dan tidak mengikuti aturan yang tepat, atau orangtua mungkin terlalu lelah untuk melihat perubahan yang telah terjadi, bayi bisa saja ditukar.

Saat ini, di Indonesia tidak mudah untuk melacak jumlah kasus bayi  tertukar secara tidak sengaja di rumah sakit. Kalaupun pihak rumah sakit mencatatnya, data ini hanya dapat diakses secara internal saja. Ditambah, sulit untuk menentukan bayi yang tertukar apabila tidak ada laporan pengaduan.

Namun, proses identifikasi yang ketat paling tidak membuat kita jadi lebih yakin bahwa risiko tertukar bisa diminimalisasi. Selain itu, penting bagi Ibu dan juga Ayah untuk selalu mengecek kembali semuanya sebelum meninggalkan rumah sakit dengan bayi.

Baca juga : Semua Bayi Baru Lahir Cenderung Kuning

Yang Dapat Ibu dan Keluarga Lakukan untuk Melindungi Bayi

Hal yang dapat Ibu dan keluarga lakukan untuk melindungi diri dan bayi ketika berada di rumah sakit adalah menyadari bahwa kesalahan atau kejahatan dapat saja terjadi. Dari situ, lakukan pencegahan sedini mungkin. Simak tip berikut ini:

1. Cek ciri khas fisik bayi secara langsung begitu ia lahir, seperti jenis kelamin, wajah, rambut, warna kulit, tanda lahir, lesung pipi, dan lainnya kalau ada. Minta pendamping persalinan kita (ayah atau nenek si bayi) untuk mencermati dengan saksama ciri-ciri fisik itu. Bukan tidak mungkin Ibu terlalu lelah atau mengantuk untuk mengamati semuanya.

2. Cek label pada gelang peneng dan juga boks bayi, apakah data yang tertulis sama dan benar, yaitu: waktu dan tanggal lahir bayi, nama ibu, metode  persalinan, dan nama dokter atau bidan yang menangani.

3. Cocokkan keterangan pada bayi dengan berkas-berkas yang ada pada perawat atau pada ibu.

4. Tanyakan dengan mendetail mengenai prosedur keamanan bayi baru lahir di rumah sakit.

5. Kenakan pakaian atau perlengkapan khas pada bayi, sehingga mudah dikenali.

6. Mintalah perawatan satu ruangan dengan bayi atau rooming in. Jagalah bayi di dalam ruangan bersama Ibu. Langkah ini lebih aman daripada menitipkannya di kamar bayi. Jika ibu berbagi ruangan dengan ibu lain, pastikan boks bayi selalu berada dalam jangkauan ibu.

Dengan melakukan langkah-langkah tadi, Ibu dan Ayah sudah melakukan langkah pengamanan bayi dan memperkecil kemungkinan bayi tertukar.