Apakah Terapi Makanan dan Mengapa Anak Memerlukan Ini?

By Avrizella Quenda, Rabu, 12 April 2017 | 08:27 WIB
Anak hanya mau makan itu-itu saja, coba cara-cara berikut ini. (Gisela Niken)

Nakita.id - Anak-anak dengan kebiasaan makan yang ekstrem bisa mendapatkan sejumlah keuntungan dari food therapy atau terapi makanan. Berkat terapi makanan, anak-anak tersebut menjadi lebih baik dalam menghadapi makanan. 

Terapi makanan adalah adalah proses di mana terapis menasihati anak dan menuntunnya melalui langkah-langkah terapi dengan tujuan anak mencoba makanan sendiri tanpa dipaksa oleh orang tuanya.

Anak-anak yang memiliki pola pertumbuhan yang buruk akibat pilih-pilih makan atau anak-anak yang telah didiagnosis dengan Sensory Processing Disorder serius bisa mendapatkan keuntungan dari terapi makanan.

Baca juga : Atasi Anak Sulit Makan Karena Faktor Psikis

Terapi makanan - mirip dengan apa yang dicapai terapi okupasi atau terapi fisik - membantu anak-anak yang sulit makan karena masalah-masalah integrasi sensor, autisme, masalah-masalah perilaku dan kebutuhan lain yang tak terdiagnosis atau tak terpecahkan. 

Mengatasi masalah makan anak sedari dini sangat bermanfaat bagi perasaan anak terhadap makanan di masa datang, perilaku dan pertumbuhan fisiknya. Dengan intervensi dini, Ibu bisa mencegah atau menghilangkan: 

Baca juga : Mengapa Batita Suka Pilih-pilih Makanan

Siapa yang butuh terapi makanan?

Anak-anak yang butuh atau bisa mengambil manfaat dari terapi makanan biasanya memiliki satu atau lebih masalah perkembangan dan/atau cara makan berikut ini: 

Baca juga : Anak Pilih-pilih Makanan Karena Meniru Orangtuanya

Menentukan kebutuhan untuk terapi makanan

Kebutuhan-kebutuhan terapi makanan secara khas ditentukan begitu seorang anak didiagnosis Sensory Processing Disorder. Jika anak itu memiliki kesulitan dengan tekstur, bau, suhu atau rasa — dalam kombinasi apa pun— masalah makanan mungkin tampak jelas atau malah memburuk ketika anak tersebut bertambah usia dan/atau terekspos dengan makanan-makanan baru. Kesulitan-kesulitan makan sering menjadi tanda pertama seorang anak menderita Sensory Processing Disorder karena proses makan perlu penggunaan banyak indra sekaligus.