Nakita.id - Jika Ibu belum pernah melahirkan sebelumnya, situasi air ketuban pecah bisa menjadi kepanikan tersendiri. Meskipun sebelumnya mungkin sudah pernah membaca tips menghadapi pecah ketuban, tapi sulit mengetahui bagaimana semua bisa berjalan lancar sampai hal tersebut terjadi pada Ibu.
Dalam film-film, sering digambarkan bagaimana ketuban tiba-tiba meledak seperti balon air. Tetapi pada kenyataannya tidaklah sedramatis itu. Dalam kehidupan nyata, kebanyakan ibu hamil tidak mengalami pecah ketuban di tengah toko kelontong atau saat rapat kerja di kantor.
Sekitar satu dari 12 ibu hamil akan mengalami pecah ketuban sebelum persalinan dimulai. Umumnya ketuban akan pecah pada saat proses melahirkan dan kontraksi datang secara teratur. Kadang-kadang ketuban tidak pecah sampai ibu mendorong bayi keluar di atas meja bersalin. Dalam kasus yang lain, ketuban tidak pecah sendiri, dan seorang dokter atau bidan perlu memecahnya dalam proses amniotomi menggunakan alat yang disebut probe.
Untuk kepentingan pembelajaran, mari kita asumsikan ketuban pecah secara spontan di rumah:
Apa yang akan Ibu rasakan? Ibu mungkin akan merasa cairan menyembur kuat atau hanya menetes. Ibu mungkin akan sulit membedakan apakah Ibu sedang pipis atau ketuban memang pecah. Jangan malu jika tidak yakin pada awalnya.
Jika ketuban pecah sebelum Ibu berada di rumah sakit, jangan panik. Hubungi dokter atau bidan dan beritahu mereka, dan bersiaplah untuk menjawab tiga pertanyaan penting:
1. Jam berapa ketuban pecah? Dokter akan menggunakan informasi ini untuk menentukan apakah dan kapan Ibu perlu datang ke rumah sakit. Ketika ketuban Ibu pecah, risiko infeksi meningkat, sehingga setelah beberapa jam jika Ibu tidak mengalami kontraksi yang teratur, dokter akan memutuskan untuk menginduksi atau mempercepat persalinan.
2. Bagaimana tampaknya? Normalnya cairan ketuban terlihat seperti air, bening dan tidak berwarna. Jika ketuban Ibu berwarna hijau atau coklat, hal itu bisa menunjukkan bayi telah mengeluarkan mekonium -kotoran pertama- dalam rahim dan mungkin merupakan tanda bahaya. Dokter atau bidan akan cenderung meminta Ibu untuk segera datang ke rumah sakit, sehingga mereka dapat menilai warna cairan dan keselamatan bayi.
3. Seperti apa baunya? Cairan ketuban harusnya tidak berbau. Jika baunya tidak enak, Ibu mungkin memiliki infeksi. Kemungkinan besar Ibu akan diminta untuk datang dan segera diperiksa. Jika ketuban Ibu positif pecah, antibiotik perlu diberikan, karena meningkatnya risiko infeksi pada bayi.
Langkah dan tips berikutnya 1. Jika kontraksi belum teratur -dan jika dokter atau bidan tidak meminta Ibu ke rumah sakit- coba untuk bersantai dan beristirahat sampai kontraksi lebih panjang, lebih kuat dan lebih sering jaraknya. 2. Siapkan satu bungkus pembalut khusus malam di tangan. Beberapa ibu menyiapkan penutup kasur tahan air atau membeli bantalan anti air di toko obat. Ini adalah bantalan yang sama yang digunakan di rumah sakit.
Karena tips menghadapi pecah ketuban ini pada dasarnya mengajak ibu hamil untuk tenang dan mengamati situasinya, semoga Ibu terbantu ya.