Waspadai Tanda-tanda dan Gejala Diabetes pada Bayi

By Avrizella Quenda, Senin, 17 April 2017 | 06:47 WIB
Tanda dan Gejala Diabetes pada Bayi (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Diabetes dapat mempengaruhi individu-individu dari segala usia, termasuk bayi dan anak-anak. Tentu saja, bayi yang menderita diabetes cukup mengkhawatirkan. Tapi dengan belajar cara melakukan pengujian glukosa dan memberikan insulin pada si buah hati, Ibu dapat membantu anak tumbuh dengan sehat. Namun, yang pertama-tama Ibu harus lakukan adalah menekan tingkat stres karena bayi bisa merasakan keresahan Ibu lho.  

Tipe-Tipe Diabetes

Para ahli medis mengatakan bahwa diabetes tipe 1 adalah bentuk penyakit yang paling sering didiagnosis pada bayi. Lebih dikenal sebagai juvenile onset diabetes, gangguan autoimun ini mencegah tubuh memproduksi cukup insulin, hormon yang dibutuhkan sel-sel tubuh untuk memecah glukosa menjadi energi. 

Tipe 2, atau diabetes yang tidak bergantung insulin, juga dapat mempengaruhi bayi. Resistensi insulin adalah penyebab utama diabetes Tipe 2. Akibatnya, baik insulin dan kadar gula darah dalam tubuh terus meningkat. Kondisi medis tertentu atau kelainan genetik, seperti Down syndrome dan Turner syndrome, dapat menyebabkan diabetes tipe ini juga.

Baca juga : Bagaimana Mengenali Anak Yang Kena Diabetes

Gejala

American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua untuk segera menemui dokter jika melihat gejala-gejala berikut pada bayi. Mudah tersinggung, berkeringat, gemetar, pucat dan semburat kebiruan di bibir atau jari-jari adalah gejala-gejala bahwa seorang bayi kemungkinan hipeglikemik. Tes glukosa harus dilakukan, karena pengobatan mungkin diperlukan jika gula darah bayi terlalu rendah. Perkembangan otak bayi membutuhkan pasokan glukosa terus menerus.

Oleh karena itu, orang tua harus hati-hati dalam menangani diabetes anak. Demikian juga, ketika kadar glukosa seorang bayi naik terlalu tinggi, hiperglikemia berarti bayi Anda tidak mendapatkan cukup insulin seberapa pun Ibu sering menyusuinya. Meskipun bayi sering tidak menunjukkan gejala gula darah tinggi secara abnormal, kadang-kadang bayi dengan hiperglikemia mungkin dehidrasi atau menunjukkan tanda-tanda sering buang air kecil.

Baca juga : Diabetes Melitus Pada Bayi

Pencegahan

Pemberian ASI pada bayi harus diimbangi dengan asupan insulinnya untuk mengurangi peluang bayi menderita hipoglikemia. Karena bayi-bayi dan anak kecil memiliki metabolisme yang tinggi dan sistem kekebalan, yang belum sepenuhnya berkembang, dehidrasi menjadi risiko yang utama. Berikan bayi makanan dengan jumlah cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, yang dapat menyebabkan ketoasidosis, atau yang lebih buruk lagi, koma diabetik. Ketoasidosis adalah kondisi serius yang terjadi ketika asam yang dikenal sebagai keton menjalar ke dalam darah ketika tubuh tidak mendapatkan cukup insulin. Tetapi, bila menangani diabetes bayi secara efektif, tentunya Ibu dapat mencegah bayi terkena komplikasi.

Pengobatan

Level glukosa yang rendah pada bayi bisa diobati secara mudah. Minuman manis seperti jus apel biasanya memberikan karbohidrat yang dibutuhkan untuk mengembalikan level glukosa bayi ke tingkat normal. Tapi jika gula darah turun begitu rendah sehingga bayi mengalami syok insulin, bayi bisa saja pingsan. Dalam hal ini, mungkin Ibu perlu menggunakan glucagons untuk bayi guna mencegah kerusakan otak dan koma diabetik. Hiperglikemia parah juga dapat menyebabkan koma diabetik yang berpotensi fatal.

Baca juga : Terbukti! Ikan Gabus Dapat Obati Diabetes

Kurangnya insulin menyebabkan gula darah bayi meningkat, yang mengarah kepada diabetes ketoasidosis, yang menghasilkan tingkat keton yang terlalu tinggi dalam darah dan urin bayi. Jika hal ini terjadi, dokter anak Anda perlu menyesuaikan dosis insulin untuk membawa kadar glukosa bayi dalam kisaran normal kembali.