Lima Jenis Kekerasan Anak yang Harus Diwaspadai

By Megiza, Jumat, 12 Mei 2017 | 12:01 WIB
Setop Kekerasan pada Anak! (Ipoel )

Nakita.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat terjadi peningkatan dalam kasus kekerasan pada anak sepanjang 2016. Kekerasan pada anak tentunya tak sebatas fisik dan seksual. Tindakan yang merugikan secara emosional, penelantaran hingga penindasan (bullying) turut masuk ke dalam deretan tindakan kekerasan pada anak. 

Meski sudah banyak kasus kekerasan pada anak yang diberitakan oleh berbagai media, ternyata banyak juga orang tua yang tidak menyadari tindakannya terhadap anak masuk dalam bentuk kekerasan.

Tercatat ada lima sikap yang masuk ke dalam kategori kekerasan anak, yang banyak tidak diketahui oleh orang tua.

1. Mengancam 

Melontarkan kalimat ancaman kepada anak ketika mereka melakukan kesalahan, sering dianggap bukan sebagai kekerasan. Namun, ancaman sesungguhnnya masuk dalam jenis penindasan. Pelecehan emosional dianggap sama kasarnya dengan pelecehan fisik. 

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat, kata-kata atau tindakan yang mengancam dianggap sebagai bentuk penganiayaan anak. Anak-anak yang kesehariannya merasa takut dengan sosok yang lebih tua dari mereka dapat diartikan sebagai korban kekerasan.

2. Anggota keluarga adalah pelaku pelecehan anak terbesar

Sebagian besar penganiayaan anak, baik fisik maupun emosional, dilakukan anggota keluarga. Biasanya hal itu dilakukan oleh orang tua. Memang, catatan kekerasan pada orang tua ini terlihat seperti bertentangan, mengingat orang tua adalah pelindung utama anak. Penelitian di Amerika Serikat mencatat bahwa sekitar 95 persen kasus pelecehan anak dilakukan oleh Ibu atau Ayah kandung, ataupun Ibu dan atau Ayah tiri .

3. Pengabaian

Mengabaikan anak adalah sebuah pelecehan. Ketika kebutuhan fisiologis dasar anak tidak terpenuhi, baik disengaja atau tidak, maka orangtua dapat masuk ke dalam kategori telah melakukan kekerasan. 

Sekali lagi, kekerasan anak bukan hanya perkara bagian tubuh yang memar membiru, namun juga kelalaian orangtua terutama bila menyangkut kekurangan gizi dalam jangka panjang.

4. Anak kecil cenderung mengalami kekerasan. Dalam sebuah riset, persentase terbesar kasus kekerasan anak yang tercatat di Negeri Paman Sam ternyata dialami oleh anak berusia tiga tahun atau lebih muda.