Nakita.id - Buah mengandung serat yang bermanfaat mencegah sembelit. Serat yang tergolong prebiotik secara selektif akan dimanfaatkan oleh bakteri baik dalam usus untuk membantu mengurangi risiko diare. Ibu bisa mulai mengenalkan buah pada bayi setelah ia lebih dahulu berkenalan dengan makanan sumber karbohidrat, seperti bubur beras atau bubur gandum.
Namun, dalam memperkenalkan buah, hindari yang rasanya asam, seperti strawberry atau anggur. Benarkah bayi tak boleh makan strawberry?
Strawberry memang termasuk buah beri paling terkenal di dunia, dengan bentuknya yang mungil dan warnanya yang merah menggoda selera. Buah ini diketahui kaya akan vitamin dan flavonoid, yang baik untuk kesehatan. Sayangnya, strawberry bisa memicu reaksi alergi pada bayi.
Reaksi yang terlihat antara lain ruam kemerahan dan gatal, khususnya di sekitar mulut. Kadang-kadang gejalanya menjadi lebih parah, dengan adanya gatal-gatal di seluruh tubuh, dan membuat asma memburuk. Selain itu, dikhawatirkan rasa asam pada strawberry dapat mengganggu pencernaan bayi, karena sistem pencernaannya belum sempurna.
Para pakar punya pendapat berbeda mengenai kapan strawberry boleh diberikan kepada bayi. Ada yang menyarankan untuk menunggu sampai bayi berumur setidaknya satu tahun sebelum mulai mencoba strawberry. Tetapi, laporan dari American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa aturan itu sudah diubah, dan menyebutkan bahwa anak usia enam bulan ke atas sudah boleh makan strawberry. Jadi, tak benar bayi tak boleh makan strawberry, hanya saja perhatikan usianya.
Sebelum usia tersebut, sebaiknya pilih buah berserat halus seperti pisang atau avokad. Pisang atau alpukat dapat langsung diberikan dengan cara dikerok tipis-tipis menggunakan sendok, lalu disuapkan pada bayi.