Nakita.id - Setiap kelahiran bayi baru tentunya membawa rasa sukacita yang tak terlukiskan bagi kedua orangtua dan keluarga besarnya. Meski bintang utamanya biasanya selalu dua orang, yaitu ibu dan bayi, peran ayah tak kalah penting dalam menghadapi kehadiran si buah hati.
Apa saja yang dapat dipersiapkan oleh kaum pria dalam menjalankan peran barunya sebagai ayah? Nah, berikut ini ada lima PR alias pekerjaan rumah penting yang perlu dilakukan oleh para ayah baru. Silakan simak:
1. Membekali diri dengan informasi Saat bayi masih dalam kandungan, Ibu biasanya senang membaca informasi seputar kehamilan dan perawatan bayi. Nah, Ayah pun tidak boleh ketinggalan. Ada banyak informasi yang bisa Ayah dapatkan melalui internet maupun buku.
"Memang, kebanyakan buku, majalah, maupun informasi lebih banyak dibuat untuk para Ibu baru, kata Laura Jana, MD, dokter anak dari Omaha sekaligus salah satu penulis buku Heading Home With Your Newborn: From Birth to Reality, yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics. "Namun, para ayah jangan merasa dikesampingkan dan merasa bahwa informasi itu hanya untuk Ibu, sebab isinya juga berguna bagi Ayah."
Selain itu, Ayah juga bisa berperan aktif mengikuti kelas prenatal bersama Ibu atau berkonsultasi kecil-kecilan pada keluarga, kerabat, teman, hingga rekan kerja yang telah berpengalaman menjadi ayah.
2. Buat daftar bantuan apa saja yang dibutuhkan Terbiasa membuat catatan kebutuhan Ibu dan bayi akan mempermudah Ayah saat harus turun tangan membantu kelancaran proses melahirkan Ibu nantinya. Sebab, saat di rumah sakit nanti pasti Ibu lebih berfokus pada perjuangan untuk melahirkan. Sementara itu, Ayahlah yang akan berlari ke sana-sini, mulai mencari perawat, memesan kamar, hingga mencoba meringankan rasa sakit Ibu dengan memberikan pijatan lembut atau kompres handuk hangat. Setelah melahirkan, Ayah pun dapat berperan dengan membantu mengganti popok bayi, menyiapkan makanan dan minuman bagi Ibu, hingga ikut begadang menggendong si kecil selama Ibu beristirahat.
3. Rencanakan cuti jika diperlukan Bila Ayah bekerja di kantor, jangan lupa ajukan cuti agar bisa menikmati waktu dan peran baru sebagai ayah bersama bayi di rumah. Cari tahu apakah di perusahaan Ayah ada kebijakan memberikan cuti cukup lama untuk para ayah baru.
Kehidupan setelah kelahiran si kecil tentu akan sangat berbeda dibandingkan ketika Ayah masih berduaan dengan Ibu. Laluilah masa transisi ini bersama Ibu dengan turut membantu pekerjaan di rumah. Selain itu, Ayah juga bisa lebih banyak memerhatikan Ibu, karena para ibu baru juga rentan mengalami depresi pasca-melahirkan. Perhatikan perubahan emosi pasangan, berikan Ibu kesempatan beristirahat untuk memulihkan energi.
4. Dekatkan diri dengan bayi Menjadi ayah baru itu tidak mudah. Beberapa minggu setelah kelahiran si kecil, Ayah mungkin kerap merasa tersingkir karena bayi lebih sering bersama Ibu saat tidur atau disusui.
Masa-masa awal kehidupan bayi juga bisa dimanfaatkan Ayah untuk menjalin kedekatan dengan si kecil. Memang, Ayah tidak bisa secara alami langsung mendekatkan diri dengannya, karena itu carilah berbagai kesempatan yang memungkinkan hal itu bisa terjadi. Misalnya, saat mengganti popok Ayah bisa sambil mengajaknya bicara. Atau menyanyi dan mengayunkan bayi dengan lembut saat ia menangis.
"Bayi yang menangis belum tentu karena ingin disusui," kata Cheri Barber, RN, Presiden dari National Association of Pediatric Nurse Practitioners. "Kadang, yang dibutuhkannya adalah kenyamanan. Ayah bisa menggendongnya untuk menenangkannya."
5. Jangan mencoba jadi Superdad Baik Ibu dan Ayah sama-sama masih baru dalam menjalani peran sebagai orangtua. Tidak ada buku panduan yang bisa menjabarkan dengan terperinci bagaimana cara menjadi orangtua yang baik dan bagaimana cara menenangkan bayi yang menangis yang paling tepat. Ketika Ayah sudah merasa kewalahan dalam menjalani peran sebagai ayah, jangan tolak bantuan yang ditawarkan oleh pihak mana pun. Terimalah dengan tangan terbuka. Percayalah, peran sebagai orangtua akan terasa lebih ringan apabila diemban bersama.