10 Tanda Anak Memiliki Sindrom Asperger

By Avrizella Quenda, Senin, 15 Mei 2017 | 05:42 WIB
10 Tanda Anak Memiliki Sindrom Asperger (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Sindrom Asperger adalah kelainan neurologis yang masih dalam keluarga gangguan spektrum autisme. Karena setiap anak menunjukkan gejala yang berbeda, tidak ada tanda-tanda perilaku yang bisa didiagnosis dengan tepat. Sebagai gantinya, ada banyak perilaku yang mungkin merupakan tanda sindrom Asperger. Berikut 10 tandanya:

1. Cenderung Melakukan Satu Aktivitas

Banyak anak dengan sindrom Asperger disibukkan dengan satu atau beberapa kepentingan dan fokus pada suatu hal selama berjam-jam. Sebagai anggota Circle of Moms, Karen R. mengatakan, "Laporan paling umum dari setiap orang tua yang saya kenal adalah bahwa anak mereka terpaku pada sesuatu (mobil mereka, mainan mereka, buku mereka) dan bermain atau fokus pada hal tersebut untuk waktu yang sangat lama. "

(Baca juga : Penyebab, Gejala dan Pengobatan Kebutaan pada Anak)

2. Cara Bicara yang Seperti "Profesor Kecil"

"Biasanya seorang anak dengan Asperger terdengar seperti seorang profesor kecil," ungkap salah satu anggota Circle of Moms, Sheila D. "Mereka cenderung memiliki kemampuan verbal yang maju, namun karena aspek sindrom autisme ini, sepertinya mereka terpaku pada topik yang mereka selalu ingin bicarakan." Anak-anak dengan sindrom Asperger juga berbicara lebih formal tidak seperti anak usia rata-rata atau lebih suka berbicara dengan orang dewasa.

3. Kesulitan Membaca Isyarat Sosial

Kesulitan sosial adalah tanda penting lain dari sindrom Asperger. Membaca bahasa tubuh mungkin sulit, begitu juga bergiliran atau memulai percakapan. Seperti yang dilaporkan Eliana F., "Kerja kelompok di sekolah juga sulit baginya, karena ia tidak mengerti dalam menunggu gilirannya atau menerima pandangan orang lain." Sebagai hasil dari kesulitan sosialnya, anak-anak dengan sindrom Asperger mungkin tampak terisolasi dari teman sebayanya.

4. Membutuhkan Rutinitas

"Struktur memainkan peran besar dalam hidup kita sekarang," tutur Wendy B. Banyak anak dengan sindrom Asperger membutuhkan rutinitas. Kalau tidak, akan sangat membingungkan baginya, misalnya, mandi jam 8.30 WIB, waktu tidur jam 9:30 WIB, makan siang jam 12.00 WIB, makan malam jam 18.00 WIB dan sebagainya. Buatlah rutinitas yang terstruktur untuknya. Untuk mengajaknya berbelanja, Ibu dapat mulai memberitahunya beberapa hari sebelumnya agar anak tidak kesal, tapi Ibu tetap mengikuti rutinitas yang sama.

(Baca juga : Gangguan Bicara Pada Anak)

5. Emosi yang Berubah Drastis

Banyak anak dengan sindrom Asperger tidak bisa menangani rutinitas atau rencana yang akan kacau balau atau tidak sesuai kebiasaannya. Amanda B. menggambarkannya sebagai "ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi jika ada sesuatu yang tidak beres."

6. Kurangnya Empati

Tanda lain sindrom Asperger adalah kurangnya empati untuk orang lain. Jennifer B. menjelaskan bahwa putrinya tidak memiliki petunjuk bahwa orang-orang di sekitar sini memiliki perasaan atau keinginan dan kebutuhan. Ia agak seperti tidak peduli sejauh ini dan ia bisa sangat penyendiri.

7. Tidak Dapat Memahami Arti Ucapan

Beberapa anak dengan sindrom Asperger sulit memahami pola bicara, nada, dan aksen. Seperti yang dijelaskan oleh Alice D., bahwa anak mengambil kata-kata dengan sangat harfiah dan tidak dapat memahami arti dengan baik. Anak dengan kondisi ini tidak dapat membedakan apakah pembicaraan tersebut bercanda atau serius.

(Baca juga : Dua Gangguan Motorik Halus Anak)

8. Bahasa Tubuh yang Tidak Biasa

Tanda lain sindrom Asperger mencakup ekspresi wajah atau postur wajah yang tidak biasa, dan banyak menatap orang lain atau menghindari kontak mata sama sekali.

9. Pengembangan Motorik Tertunda

Dari tulisan tangan hingga mengendarai sepeda, keterampilan motorik yang buruk atau tertunda banyak menjadi pertanda sindrom Asperger. Anak memiliki keterampilan motorik yang buruk. Tidak bisa melompat, berlari, dan lain-lain.

10. Sensitivitas Sensorik

Banyak anak dengan sindrom Asperger telah meningkatkan sensitivitas sensorik. Akibatnya, ia dengan mudah mengalami stimulasi berlebih oleh sensasi tertentu, seperti lampu yang terlalu terang, suara keras, atau tekstur.