Ini Risiko Kurang Tidur Saat Hamil bagi Ibu dan Janin

By Dini Felicitas, Senin, 29 Mei 2017 | 23:30 WIB
Ibu yang kurang tidur juga berisiko untuk mengalami tekanan darah tinggi. (Dini Felicitas)

Nakita.id – Tidur sepertinya menjadi hal yang otomatis kita lakukan ketika mengantuk. Padahal, tidur memiliki peran penting dalam fungsi-fungsi tubuh. Oleh karena itu, kurang tidur bisa berdampak buruk untuk kehamilan.

Sebelum hamil, Ibu mungkin termasuk orang yang sulit tidur tepat waktu dan punya waktu tidur yang cukup. Sebaiknya, saat mulai hamil Ibu mulai mengatur waktu tidur dan beristirahat agar perkembangan janin bisa berjalan normal. Karena, ada bahaya yang terjadi jika Ibu kurang tidur pada awal kehamilan.

Trimester pertama kehamilan merupakan sebuah fase adaptasi yang menyebabkan berbagai gangguan, termasuk gangguan tidur. Menariknya, perubahan hormon yang terjadi pada awal kehamilan membuat Ibu menjadi lebih mengantuk.

Sayangnya Ibu kadang tidak bisa tidur nyenyak seperti sebelumnya. Dr. Kathryn Lee dari University of California mengungkapkan, perubahan hormon juga menyebabkan Ibu hamil merasa mual saat tidur serta frekuensi ke toilet meningkat, sehingga menyebabkan sulit tidur.

Padahal kekurangan energi selama sehari penuh jadi bahaya yang membayangi Ibu ketika kurang tidur saat hamil muda. “Sering terbangun di tengah malam menjadi hal yang paling sering dialami ibu hamil ketika mengeluh kurang tidur,” ujarnya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Pittsburgh Medical Center di Amerika Serikat menemukan hubungan antara jumlah tidur ibu hamil dengan masalah saat persalinan seperti berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Menurut studi ini tidur ibu hamil yang terganggu akan mengganggu sistem kekebalan tubuh janin.

Ibu hamil yang kurang tidur juga berisiko untuk mengalami tekanan darah tinggi  atau preeklamsia di trimester berikutnya. Sebuah studi dari University of Washington menemukan bahwa ibu yang tidur kurang dari 5 jam dalam 14 minggu pertama kehamilan berisiko terkena preeklamsia sepuluh kali lipat.

Tidur akan menurunkan tekanan darah antara 10 hingga 20 persen. Itu berarti semakin tidur cukup, tekanan darah juga semakin rendah. Selain itu, tidak cukup tidur juga mengubah hormon endothelin dan vasopressin. Keduanya juga berpengaruh pada tekanan darah.

Jadi apa yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasinya? Tentu saja Ibu membutuhkan jadwal tidur yang lebih teratur. Cobalah untuk mengaturnya dengan jadwal. Jika tak bisa tidur di malam hari, perbanyak tidur di siang hari.

Ibu juga perlu menciptakan suasana tidur yang nyaman. Atur suhu ruangan dan pencahayaan untuk membantu Ibu lebih mudah terlelap. Jangan lupa untuk membatasi asupan cairan sebelum tidur agar saat tidur tidak sering pergi ke toilet.