Memelihara Anjing Ternyata dapat Mengurangi Stres pada Anak

By Dini Felicitas, Rabu, 31 Mei 2017 | 04:30 WIB
Anjing dapat memberikan dukungan untuk anak-anak saat mereka merasa tertekan. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Jika anak terlihat tertekan atau murung akhir-akhir ini, mungkin sudah waktunya Ibu membawa anak anjing ke rumah. Sebuah studi baru di University of  Florida mendapati bahwa memelihara anjing di rumah dapat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan anak-anak pada saat mereka merasa tertekan.

Penelitian ini mengundang 100 keluarga pemilik hewan peliharaan dengan anak-anak berusia antara 7 hingga 12 tahun untuk membawa anjing mereka ke laboratorium penelitian. Anak-anak tersebut kemudian diminta melakukan tugas yang mengharuskan mereka berbicara di depan umum, dan beberapa tugas matematika mental. Dua hal itu diketahui mudah meningkatkan hormon stres kortisol pada anak.

Para periset kemudian menemukan bahwa anak-anak, yang menjalani tugas tersebut sambil melihat anjing kesayangan ada di sekitar mereka, tidak mengalami peningkatan stres. Ketegangan mereka menurun, bahkan lebih dari pada saat orangtua mereka ada di sekitarnya.

Meski begitu, cara anak-anak berinteraksi dengan anjing juga menjadi hal yang penting. "Anak-anak yang secara aktif meminta anjing untuk menyambanginya kemudian membelai anjing tersebut, memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah dibandingkan anak-anak tidak berhasil membentuk ikatan dengan anjingnya," ujar Asisten Profesor di Departemen Psikologi University of Florida, Darlene Kertes.

Tetapi ketika anjing mendekati anak-anak dan memutari mereka atas kemauannya sendiri, hormon stres anak-anak cenderung lebih tinggi. Temuan ini, kata Kertes, menjadi hal yang sangat penting. Menurutnya, bagaimana kita belajar mengatasi stres saat kanak-kanak, dapat menentukan bagaimana kita mengatasi stres saat dewasa.

"Masa kecil adalah masa di mana sosok atau dukungan sosial lebih dirasakan anak dibanding orangtua mereka. Namun kapasitas emosional dan biologis mereka masih dalam tahap perkembangan," ujar Kertes.

"Karena kita tahu bahwa belajar menghadapi stres di masa kanak-kanak memiliki konsekuensi seumur hidup untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional, kita perlu memahami dengan lebih baik -dan sejak dini- apa saja yang dapat dilakukan untuk menyangga respons stres," paparnya.