Trik dan Tip Agar Si Kecil Rajin Bangun Pagi

By Soesanti Harini Hartono, Sabtu, 9 September 2017 | 00:30 WIB
Anak akan lebih mudah bangun pagi bila tidurnya cukup. Oleh karena itu pastikan kebiasaan tidur malamnya diperbaiki lebih dulu. (Santi Hartono)

nakita.id.- Ada anak balita yang begitu sigap bangun pagi, tapi ada juga yang sudah bolak-balik dibangunkan, tetap saja masih “molor” di tempat tidur. Kenapa ya, ada anak yang sepertinya susah bangun pagi padahal mereka harus berangkat ke sekolah?

Psikolog Ratih Pramanik S.Psi, MM., dari Personal Growth menuturkan, anak sulit bangun pagi, biasanya karena tidur malamnya kurang. “Waktu tidur ideal anak prasekolah adalah 10 jam, misalnya dari pukul 20.00 sampai dengan 06.00,” jelas Ratih.  Jadi, kalau sudah dibiasakan tidur cukup, otomatis anak pun bisa bangun pagi.

Tapi biasanya “drama” sering terjadi di sini. Anak bisa sulit bangun pagi karena waktu tidurnya kurang dari 10 jam, sehingga badanya belum betul-betul siap untuk bangun. Walaupun bangun, anak merasa tidak bugar, bahkan lesu.

Akibatnya bisa ditebak, si prasekolah akan cenderung rewel saat diminta mandi atau sarapan. Jika sudah rewel, lalu anak mulai marah dan menangis, yang sangat mungkin berakhir dengan drama. Selain itu, tidur kurang nyenyak juga bisa menyebabkan anak sulit bangun pagi.

Bisa jadi anak sudah tidur pukul 20.00, tetapi ia terbangun di tengah malam. Mungkin karena mengompol, mimpi buruk, atau terbangun dan sulit tidur kembali. Anak jadi lebih sulit dibangunkan karena tidurnya kurang berkualitas.

Sebetulnya, untuk menyiasati aktivitas si prasekolah dan kebutuhan waktu tidurnya bisa dengan meminta anak tidur siang. Pada usia prasekolah anak hanya perlu satu kali tidur siang, berbeda dengan bayi dan batita yang perlu dua kali tidur siang.

Satu kali tidur siang biasanya berlangsung 1 - 2 jam. Namun, kebutuhan tidur siang ini berbeda-beda bagi setiap anak. Semakin besar anak, waktu tidur siangnya semakin berkurang.

Bagaimana jika anak menolak tidur siang? Tidak masalah. Anak tidak membutuhkan tidur siang setiap hari, terutama jika ia tidak merasa kelelahan. Meski demikian, pastikan anak punya waktu untuk beristirahat.

Istirahat tak selalu berarti tidur siang, bisa juga dengan duduk diam sambil membaca atau bercerita, dengan rentang waktu yang sama setiap harinya.

Waktu istirahat berarti kita tidak memberinya stimulasi apapun, sehingga anak bisa menenangkan diri, baik secara fisik maupun psikis. Jika anak enggan tidur siang, bisa juga kita menyesuaikan waktu tidurnya menjadi sedikit lebih awal.

Baca juga: 4 Trik Membangunkan Anak Di Pagi Hari

DIMULAI RITUAL RUTIN

Meski mungkin anak berdalih menunggu kita pulang kerja, sehingga ia tidur larut dan sulit bangun pagi, orangtua tetap perlu mendorong anak tidur cukup. Alasannya, sel-sel dalam tubuh kita memperbaharui dan memperbaiki diri saat kita tidur di malam hari, dengan catatan tidurnya cukup dan berkualitas.

“Bayangkan ‘kerugian’ yang dialami anak saat ia kurang tidur, mulai dari bangun uring-uringan, sulit konsentrasi di sekolah, emosi menjadi sensitif, juga tubuh yang rentan penyakit, dan pertumbuhan yang kurang optimal,” papar Ratih.

Memang kita sendiri yang harus pintar-pintar membujuk anak agar ia tidur lebih cepat. Buatlah suasana yang mendukung agar anak dapat tidur lebih cepat, mulai dengan waktu yang lebih awal dari biasanya dan buatlah rutinitas tertentu.

Misalnya, setengah jam sebelum waktu tidur, anak sudah minum susu, sikat gigi, cuci tangan dan kaki, berganti piyama. Kemudian ajak membaca buku cerita atau dongeng tentang masa kecilnya, hingga waktunya tiba, selambatnya pukul 20.00 anak sudah bisa tidur.

Baca juga: Langkah Mudah Membangunkan Si Pra-Sekolah Pada Pagi Hari

Dengan cara seperti ini, anak terbiasa punya ritual sebelum tidur. “Ritual ini membuat anak punya pola kebiasaan dan mind set di kepalanya sudah terbentuk, bahwa ritual tersebut mendorong anak bersiap tidur,” ujar Ratih.

Jadi, anak berpikir demikian, ‘Oh, kalau ibu minta aku minum susu, berarti sudah waktunya tidur.’ Dengan sendirinya, anak pun menyesuaikan diri dan mengerti ini waktunya tidur.

Satu catatan penting dari Ratih, kita harus menjauhkan anak dari gawai atau gadget, games, juga TV pada waktu menjelang anak tidur. Sebab hal ini justru mengaktifkan impuls di otak anak.

Selain itu, buatlah suasana kamar tidur yang nyaman, bersih, dan rapi, serta temperatur kamar yang cukup sejuk, tidak terlalu panas maupun dingin.

Setelah selesai membacakan buku, gantilah penerangan dengan lampu tidur. Suasana yang lebih temaram membuat anak lebih nyaman dan rileks. Terakhir, pastikan anak sudah kenyang sebelum tidur ya, sehingga ia tidak gelisah terbangun tengah malam karena lapar.

Penting diingat bahwa persiapan tidur yang berkualitas akan menciptakan tidur yang berkualitas pula. Anak akan lebih mudah bangun pagi karena tidurnya pun cukup.

Jadi, kunci agar anak bangun pagi justru dimulai dari kebiasaan tidurnya lebih dulu. Setiap langkah kecil dalam membangun kebiasaan tidur anak berpengaruh juga pada kualitas tidur anak, begitu pula dengan kebiasaan bangun paginya. Anak tidur cukup, maka ia akan bangun lebih bugar dan juga gembira.

Baca juga: Manfaat Bangun Pagi

Baca juga: Cara Jitu Membuat Anak Mau Bangun Pagi

Langkah terakhir, siapkan pula segala kebutuhan sekolah anak pada malam sebelumnya. Jikalau kita memilih memasak atau menyiapkan bekal anak pada pagi hari, pastikan kita bisa menyelesaikan persiapan tersebut lebih awal, sehingga saat anak bangun kita fokus dalam urusan siap-siap anak ke sekolah.

Pada akhirnya, kita turut berperan lo, dalam menciptakan ‘drama’ pagi hari di rumah. Jadi, mengapa tidak kita siapkan lebih awal dan rapi agar semua bisa tertangani dengan baik? (*)