Nakita.id - Semua Ibu tentunya ingin melahirkan anak dalam kondisi sempurna. Namun, tidak bisa ditolak, bayi kesayangan Ibu lahir dengan tanda lahir di tubuhnya. Jika tanda lahir ini terlihat sangat jelas, tentu akan mengundang perhatian orang di sekitarnya.
Tanda lahir yang ada di tubuh anak tidak bisa dicegah dan tidak disebabkan oleh apa yang Ibu lakukan atau tidak lakukan selama hamil. Para ahli menyebutkan, hingga kini tidak jelas apa yang menyebabkan munculnya tanda lahir pada anak. Keberadaannya bisa dikarenakan faktor keturunan dari orangtua ke anak, tapi sebagian besar bukan faktor genetik. Tanda lahir pada anak juga tidak berkaitan dengan trauma yang terjadi di kulit saat anak dilahirkan.
Sebagian besar tanda lahir pada anak tidak butuh perawatan khusus, kecuali bila tanda lahir tersebut menimbulkan masalah, seperti berdarah, sakit, gatal, infeksi, atau mengalami perubahan baik dalam segi ukuran, warna, dan teksturnya.
Beberapa jenis tanda lahir pada anak bisa disamarkan dengan tindakan pembedahan ataupun laser. Namun, ada juga tanda lahir yang akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan pertambahan usia anak.
Yang perlu Ibu perhatikan sebenarnya adalah bagaimana penerimaan anak terhadap tanda lahir yang ada di tubuhnya. Saat beranjak besar, si kecil akan semakin tertarik akan tubuhnya sendiri dan karenanya dapat bertanya pada Ibu seputar tanda lahir di tubuhnya. Ia pun mungkin dapat merasa minder atau malu karena memiliki tanda lahir yang kelihatan jelas di area tubuhnya, terutama wajah. Apalagi jika ia sering ditanya-tanyai atau diejek teman-teman saat bermain bersama.
Supaya anak tidak malu karena punya tanda lahir, sejak kecil Ibu bisa mulai menanamkan dalam pikirannya bahwa tanda lahir tidak sebagai bentuk cacat atau keanehan, melainkan suatu keunikan yang harus diterima.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Ibu ajarkan pada si kecil:
1. Jelaskan secara terbuka pada anak tentang tanda lahir yang dimilikinya, agar anak bisa menerima sebagai bagian dari tubuh, seperti halnya ia menerima warna rambut dan matanya.
2. Anak belajar dari orangtua. Bila sejak kecil ia melihat Ibu atau Ayah merespons reaksi orang lain terhadap tanda lahir yang ada di tubuh anak dengan santai, anak pun akan menirunya.
3. Beritahu pada anak, ketika ada orang yang bertanya tentang tanda lahirnya, bukan berarti mereka bermaksud menyinggung perasaannya, namun lebih karena rasa ingin tahu. Tapi kalau anak merasa tidak nyaman ditanya-tanya soal tanda lahirnya, ajari dia untuk mengutarakan rasa tidak nyamannya pada penanya.
4. Latih beberapa jawaban yang bisa diberikan anak saat ada yang bertanya soal tanda lahirnya. Misalnya, "Oh, ini kan memang sudah sejak aku lahir."
5. Berikan dukungan emosional pada si kecil dengan cara memperlakukannya dengan normal. Mintalah pada kerabat untuk tidak memperlakukan si kecil dengan istimewa agar ia belajar bahwa tanda lahir bukanlah suatu kekurangan yang harus disesali.