Tabloid-Nakita.com - Tidak hanya saat hamil, Mama juga perlu memerhatikan diri dan tubuhnya usai melahirkan, alias di masa nifas. Sebab, usai melahirkan kondisi Mama belum sepenuhnya stabil, sehingga perlu pemantauan lebih lanjut. Yuk, kenali 5 tanda bahaya di masa nifas:
Setelah melahirkan, normalnya Mama akan mengalami pengeluaran darah dan cairan (lokia) dari jalan lahir bunda. Pada awalnya cairan tersebut berwarna merah (darah) dan lama kelamaan akan berwarna putih (seperti keputihan). Hal tersebut terjadi karena rahim bunda sedang mengalami pengecilan ke keadaan semula, saat seperti rahim bunda sebelum hamil. Tetapi bunda perlu waspada jika pada beberapa hari pertama bunda mengeluarkan darah dalam jumlah yang banyak. Pengeluaran darah yang banyak ini biasa kita sebut dengan Perdarahan. Beberapa tanda perdarahan pada saat bunda berada dalam masa nifas: 1. peningkatan perdarahan melalui jalan lahir yang tidak hilang setelah beristirahat atau menyusui; penggantian pembalut lebih dari satu pembalut per jam; perubahan karakter lokia; nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba lembek; tidak terjadi penyusutan ukuran rahim.
Baca: Diceraikan suami dan diusir dari kontrakan, Mama ini jadi gojek sambil bawa bayi
Demam tinggi yang terjadi pada bunda dapat mengindikasikan bahwa bunda telah mengalami infeksi pada masa nifas. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi masa nifas. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu, pembengkakan, denyut nadi cepat, jantung berdebar-debar, terkadang disertai nyeri perut bagian bawah yang hebat. Peningkatan suhu yang disebut demam pada saat masa nifas adalah jika suhu tubuh bunda lebih dari 38◦ C selama dua hari dalam 10 hari setelah persalinan. Demam tinggi juga dapat mengindikasikan adanya infeksi pada berbagai bagian lain selain infeksi pada rahim seperti infeksi pada perineum, vulva (kemaluan), vagina (saluran lahir), pada leher rahim dan pada bagian lainnya.
Biasanya hal ini terjadi karena payudara yang tidak disusukan dengan benar, pemakaian bra yang terlalu ketat, bunda yang mengalami kekurangan gizi, bunda yang kekurangan istirahat dan pada bunda dengan anemia.
Pada 3 hari pertama setelah bunda melahirkan, normalnya belum banyak ASI yang dihasilkan. Hal ini yang sering disalahartikan oleh bunda, sehingga bunda memberikan susu formula pada bayinya, dan tidak memeberikan ASI. Padahal setelah 3 hari, bunda akan memproduksi ASI yang banyak. Sehingga ketidakseimbangan ASI yang diproduksi dengan ASI yang dikeluarkan, menyebabkan ASI pada payudara bunda menumpuk dan payudara bunda akan menjadi keras, sakit, sampai merasa demam. Hal ini yang disebut dengan bendungan ASI (Engorgment). Dan jika bendungan ASI tersebut tidak segera ditangani, bunda akan mengalami keadaan yang lebih buruk lagi, yaitu Mastitis. Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tetapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah persalinan.
Bila bunda mnegalami gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki atau kaki mengalami edema (terdapat cairan berlebih). Gejala tersebut berhubungan dengan terjadinya pre-eklampsi postpartum (Tekanan Darah Tinggi yang disertai adanya protein dalam urin pada saat nifas).
Baca : Hati-hati jangan sampai telinga bayi kena tumpahan ASI. Ini bahayanya
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan bunda yang baru saja melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuan bunda untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit/fasillitas kesehatan, dan ketakutan akan menjadi menarik/memiliki tubuh seperti saat tidak hamil.
Jika gejala tersebut terjadi dalam 1-3 hari setelah persalinan maka hal tersebut normal, namun jika sudah berlanjut sampai berhari-hari atau satu minggu lebih, bunda enggan menerima kehadiran bayinya dan bunda tidak mau merawat dirinya sendiri maka bunda dikhawatirkan mengalami “Depresi Postpartum”.
Apabila bunda mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda diatas, bunda harus segera memeriksakan diri pada fasilitas kesehatan agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih berat. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari kondisi berbahaya tersebut adalah nutrisi dan hidrasi yang cukup, istirahat yang cukup, kebersihan dan perawatan diri yang baik serta dukungan dari suami dan keluarga terhadap ibu nifas.
Sumber : Bidan Sahabatku
KOMENTAR