Kebanyakan Nonton Iklan di TV Bisa Bikin Anak Gemuk

By Dini Felicitas, Senin, 5 Juni 2017 | 02:15 WIB
Paparan iklan makanan cepat saji bikin anak cenderung jadi gemuk. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Mendampingi si balita saat nonton televisi ternyata tidak hanya bermanfaat dari segi pendidikan, tapi juga bisa mencegahnya mengalami kegemukan. Lho, kok, bisa?

Menurut studi yang dilakukan oleh ahli dari Geisel School of Medicine, Dartmouth College, Amerika Serikat, balita yang terlalu sering menonton iklan makanan cepat saji di TV cenderung lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji.

Studi yang dimuat di jurnal Public Health Nutrition ini menyebutkan adanya kaitan kuat antara paparan iklan makanan cepat saji yang sengaja ditargetkan untuk anak-anak dengan meningkatnya konsumsi makanan cepat saji di antara anak-anak usia balita.

Hasil temuan ahli memperlihatkan beberapa fakta menarik berikut: * Dari 43% makanan yang disantap balita di sejumlah restoran cepat saji, sebanyak 41%-nya telah disaksikan melalui iklan di TV. * Paparan iklan televisi kategori sedang dan tinggi meningkatkan peluang anak mengonsumsi makanan cepat saji hingga 30%. * Kaitan antara konsumsi makanan cepat saji dengan paparan iklan di TV ini terlepas dari total waktu yang dihabiskan anak menonton TV, frekuensi menyantap makanan cepat saji anak bersama orangtua, maupun faktor lainnya seperti status sosialekonomi.

Menurut Madeline Dalton, PhD, Profesor Kesehatan Anak di Geisel School of Medicine, temuan ini cukup mengkhawatirkan. Ini mengingat anak-anak balita masih belum bisa membedakan antara iklan dengan program TV yang ditonton, sehingga mereka sangat rentan terhadap pesan-pesan yang persuasif.

Dalton menjelaskan lebih lanjut bahwa konsumsi makanan cepat saji merupakan salah satu faktor risiko obesitas serta gangguan kesehatan lainnya. "Umumnya, konsumsi makanan cepat saji pada anak berhubungan dengan meningkatnya asupan kalori, lemak, dan gula," urainya.

Peneliti utama dari Dartmouth-Hitchcock Norris Cotton Cancer Center ini juga mengingatkan para orangtua bahwa kebiasaan makan yang terbentuk di awal kehidupan anak bisa terus dibawa hingga masa remaja dan dewasa.

"Membaca hasil temuan ini, mungkin Ibu tidak terlalu kaget karena diam-diam sudah punya kekhawatiran yang sama setelah mengamati perilaku anak di rumah," imbuh Dalton. "Namun, hasil penelitian yang didasarkan pada metode ilmiah ini diharapkan bisa semakin menegaskan seberapa besar pengaruh media dan iklan terhadap kehidupan kita, terutama anak-anak.

Sementara Meghan Longacre, PhD, peneliti lain yang juga asisten profesor di bidang biomedical data sciences di Geisel School of Medicine menambahkan, sebaiknya orangtua mengarahkan anak untuk menonton saluran TV yang bebas iklan makanan cepat saji. "Dengan begitu, Ibu bisa melindungi si kecil dari paparan iklan yang bisa bikin anak gemuk," kata Longacre.