Nakita.id – Mengeluh gerah dan kepanasan biasa dialami oleh ibu hamil. Selain alasan yang wajar, apakah kodisi ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan tertentu?
R. Y. Langham, Ph.D mengungkapkan keringat yang keluar berlebihan saat hamil disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh ibu. Perubahan hormon ini mengganggu bagian otak yang bertanggung jawab mengatur panas tubuh.
Akibatnya produksi keringat jadi kurang terkendali. Selain itu, perubahan hormon juga menyebabkan tubuh membutuhkan masa adaptasi. Akhirnya, suhu tubuh ikut beradaptasi dengan kondisi yang berujung pada produksi keringat yang berlebihan.
Baca juga: Yang Mama Harus Lakukan Jika Sering Merasa Gerah Saat Hamil
Keringat berlebihan yang disebabkan oleh perubahan hormon ini mulai dialami ketika menginjak trimester pertama kehamilan. Setelah melahirkan, Ibu mungkin mengalaminya lagi karena hormon kembali berubah.
Melihat ada kemungkinan keringat diproduksi berlebihan, ada baiknya Ibu tetap menjaga tubuh selalu terhidrasi (cukup cairan). Kehilangan air saat berkeringat banyak akan membuat Ibu merasa pusing bahkan bisa pingsan.
Selain mengonsumsi air putih, Ibu bisa mendapatkan cairan dari buah ataupun sayuran. Hindari minuman soda ataupun minuman manis yang justru menyebabkan tubuh mudah haus. Kalau bisa hindari sengatan matahari atau suhu udara yang terlalu panas.
Baca juga: Sering Merasa Haus Saat Hamil Muda, Normalkah?
Perubahan fisik terutama menjelang trimester ketiga akan membuat Ibu merasa lebih gerah karena tubuh semakin membesar. Pakailah pakaian yang tipis sehingga memungkinkan sirkulasi udara terjadi saat berkeringat.
Meski kondisi berkeringat saat hamil ini normal, Ibu tetap perlu waspada terhadap kondisi yang semakin buruk. Segera hubungi dokter jika keringat yang keluar benar-benar mengganggu dan membuat Ibu tak nyaman.
Baca juga: 5 Buah yang Dapat Menurunkan Panas Tubuh
Menurut Mary L. Rosser, MD, PhD, asisten profesor di Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University, AS Ibu perlu waspada jika keringat yang keluar disertai demam serta detak jantung menjadi lebih cepat. Hal ini bisa jadi merupakan gejala gangguan tiroid.
Waspadai pula terjadinya dehidrasi. Ibu perlu segera mengasup cairan jika urine berwarna kuning gelap atau pekat. Dehidrasi saat hamil dapat berdampak kepada berkurangnya air ketuban, kelelahan, konstipasi (sembelit), hingga mengganggu produksi ASI menjelang kelahiran bayi.