5 Mitos Tentang Apa yang Aman dan Tidak Aman Saat Ibu Menyusui

By Ida Rosdalina, Jumat, 16 Juni 2017 | 10:00 WIB
Ini Manfaat Menyusui Hingga Anak Usia 2 Tahun (Gisela Niken)

Nakita.id - Jika Ibu sedang menyusui, rasanya bayi terus-menerus lekat pada payudara Ibu. Ibu mungkin khawatir bahwa hal-hal yang Anda lakukan untuk merawat diri bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya juga. Agar tak salah, simak 5 mitos terkait dengan Ibu menyusui ini!

1# Mitos: Ibu harus berhenti memakai deodoran.

Fakta: Ibu mungkin pernah mendengar bahwa aluminium, bahan penghilang keringat pada antiperspirant yang biasa terkandung pada deodoran memiliki sifat beracun untuk jaringan payudara dan ASI. Ibu bisa memilih deodoran yang bebas kandungan ini sebagai tindakan pencegahan  awal.

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ibu menyusui seharusnya tidak menggunakan antiperspirant," kata Aimee Abu-Shamsieh, M.D., M.P.H., profesor klinis pediatri di UCSF Fresno. "Aluminium secara alami biasa ditemukan di lingkungan, sehingga sebagian besar paparan berasal dari makanan, bukan produk kulit, dan hampir tidak ada yang berefek pada air susu ibu."

(Baca juga : 7 Mitos Menyusui)

Namun, bisa saja Ibu mempertimbangkan untuk beralih ke jenis bebas pewangi, karena bayi baru lahir mampu mengisap karena bau ASI, dan menggunakan produk wangi yang sangat banyak di sekitar puting susu, termasuk deodoran atau sabun mandi bisa menimbulkan kebingungan.

Ini bisa menjadi masalah khusus jika ibu menggunakan deodoran semprot, karena bisa saja semprotan tersebut mengenai puting susu dan juga menyebabkan puting susu Ibu memiliki rasa yang tidak enak.

2 # Mitos: Ibu seharusnya tidak menghilangkan rasa sakit.

Fakta: Pengurang rasa sakit dan peredam demam seperti ibuprofen, acetaminophen, dan naproxen umumnya baik untuk ibu menyusui, menurut sebuah laporan dari American Academy of Pediatrics (AAP), meskipun setiap obat memiliki manfaat dan risikonya.

Tapi ada beberapa obat-obatan yang sebaiknya dihindari. Misalnya, dekongestan yang dapat menurunkan produksi susu, antihistamin yang dapat membuat Ibu mengantuk. Sebelum menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit, periksakan diri ke dokter terlebih dahulu.

Bahkan, saat obat dianggap aman saat menyusui, sebaiknya berhati-hati. "Gunakan dosis pengobatan terendah untuk jangka waktu sesingkat mungkin," kata penulis laporan AAP, Hari Cheryl Sachs, M.D.

(Baca juga : Padahal Mitos, Pantangan Menyusui ini Masih Dipercaya)

3 # Mitos: Ibu seharusnya tidak minum kopi.

Fakta: Ibu hamil jangan takut mengonsumsi kopi. "Penelitian menunjukkan bahwa jumlah kafein yang didapat bayi hanya sebagian kecil dari jumlah yang Anda minum," tutur Dr. Abu-Shamsieh. Namun, jaga asupan kopi hanya satu sampai tiga porsi kafein sehari. Pada dosis yang lebih tinggi (lima cangkir atau lebih), kafein pada ASI dapat menumpuk di tubuh bayi, yang akan membuatnya gelisah dan mudah tersinggung.

4 # Mitos: Ibu harus mengurangi kalori untuk menurunkan berat badan bayi.

Fakta: Menyusui membakar sekitar 500 kalori tambahan per hari. Itu cukup untuk membantu banyak ibu kembali ke berat badan sebelum hamil, kata Dr. Abu-Shamsieh. Jika Ibu gelisah karena kehilangan berat badan lebih cepat, pastikan Ibu mengonsumsi setidaknya 1.800 kalori per hari dan makanan seimbang (banyak lemak sehat seperti alpukat dan kacang-kacangan, ditambah buah, sayuran, kacang polong, dan daging tanpa lemak).

Dan yang terbaik adalah menunggu diet sampai setelah dua bulan pascapersalinan, saat persediaan susu mulai teratur dan Ibu sudah pulih secara fisik sejak melahirkan. Cara terbaik untuk mengetahui apakah Ibu mengonsumsi jumlah yang tepat adalah dengan mendengarkan tubuh dan makan sesuai dengan rasa lapar.

(Baca juga : 7 Mitos Bayi Prematur)

5 # Mitos: Ibu bisa minum alkohol selama Ibu memompa dan segera membuang ASI.

Fakta: Sedikit alkohol yang Ibu minum memang masuk ke dalam ASI dan ini bisa mengubah rasa susu, serta membiasakan bayi dengan rasa alkohol, kata Julie Mennella, Ph.D., seorang biopsikolog perkembangan di Monell Chemical Senses Center, di Philadelphia. Asupan alkohol juga dapat mengurangi produksi susu.

Lebih buruk lagi, alkohol adalah neurotoxin yang mempengaruhi perkembangan otak bayi, kata Laura Riley, M.D., direktur persalinan di Massachusetts General Hospital. Karena itulah, ia menyarankan pasiennya untuk tidak minum jika menyusui. Sementara, Ibu yang tetap minum alkohol dan memompa lalu membuang ASI juga bukan bukti yang salah, bisa dibenarkan, hanya saja belum ada bukti kuat.